Mirjin sendri belum kerja, tapi ayahnya punya kapal laut dan juga sebagai pawang kapal..dan aku kira mirjin orang kaya, karena dia selalu membawaku makan enak, dan juga membelikan barang-barang bagus dan apapun yang aku mau pasti bakalan di kabulin sama mirjin
Dan well, aku ga mikir panjang aku langsung mutusin bang mus saat itu juga, dan bang mus marah banget sama aku “jadi kamu lebih milih dia dari pada aku, aku yang dari dulu udah sama kamu , hanya karena masalah sepele kamu mutusin aku” dan pada saat ini aku takut banget dan bang mus ga pernah marah sama aku,, dan aku dengan terbata bata pun menjawab “iii yyaa aa bang mus aa kku mmaauu pputus “ dan bang mus pun menghela nafas “huffff,, baiklah kalau itu maumu tapi sebelum kita putus boleh ga aku ajak kamu jalan untuk terakhir kali” mendengar itu,, sebenrrnya aku agak ragu, tapi karna aku kenal bang mus udah 3 tahun,, jadi aku tau bang mus ga bakalan nyakitin aku ,, akhirnya aku setuju “ baiklah bang mus”
Dan pada hari sabtu tepatnya malam minggu aku nepatin janji aku ke bang muss kita jalan untuk yang terakhir kali, bang mus bawa aku ke restoran mewah dan mulai untuk membujuk aku lagi ,, “sudah yakin kah kamu dek?” Aku pun dengan tegas menjawab “saya yakin bang” walaupun di dalam hati aku agak sedikit tidak tega dengan bang mus, dengan mata berkaca- kaca bang mus lalu bilang “habis kita makan, kita langsung pulang ya “ dan akupun mengiyakan nya…
Sampailah kita di rumahku, mirjin sudah menunggu aku di rumah, dan aku pun kaget melihat mirjin aku pun langsung bertanya “mirjin kaamu ngaapain “ dan mirjin langsung jawab “kamu yang ngapain , saya telpon dan sms kamu gak jawab, apa masalhmu ,, ooo ternyata kamu masih sama pacar mu ya “ aku pun langsung membantah “ kami hanya menyelesaikan masalh kami yang belum selesai mirjin” dan bang mus pun sangat kecewa denganku” “ternyata karena dia dek, kamu seperti ini minta putus, apa salah saya??” Dan terjadilah perkelahian antara bang mus dan mirjin ,, dan aku yang pusing dan hampir pingsan pun di tenangkan oleh adik ku yang ke 2, “kak .. gapap kak, kakak tenang dulu, Kakak kok jaahat banget Sama bang Mus” Dan aku hanya diam aja, egoisnya aku ga merasa bersalah sama bang mus ..
dan keesokan harinya aku pergi ketempat kerjanya orang tua ku, ornag tua ku berprofesi sebangai pengusaha kecil yang sama seperti bang mus, dan saat kesana aku liat bang mus yang sepertinya masih marah sama aku ,, lalu ibu ku bertnya “kenapa sma mus,, ada problem” dan aku pun memberanikan diri untuk menjawab “ aku smaa bang mus sudah putus ma” ibu ku kaget mendengarnya “apaa!! Kok bisa, kan kalian katanya mau nikah” aku pun menjawab “ga jadi ma, aku suka sama orang lain” ibuku pun bertanya “kamu selingkuh” dan aku terpaksa menjawabnya dengan jujur dan ibu ku sangat kecewa dengan keputusan ku ,, karena ibuku sangat mengetahui bang mus itu anak seperti apa dia anak yang sangat baik dan datang dari keluarga yang baik baik juga …
Dan seiring berjalannya waktu aku dengan mijin pun berpacaran, kami pacaran diam2 aku selaku minta bantuan ke adikku yang nomor 3 “ dek , antarkan kakak ke rumah bang mijin nanti kakak kasih uang 50 rb mau gak” dan adikku pun menyetujuinya ,, aku selalu membayar adikku yang nomor 3 untuk bertemu dengan mijin
Selelah 1 tahun kami pacaran akhirnya kami memutuskan untuk menikah,, dan pernikahan ku pun di tentang oleh banyak pihak, ayah, ibu dan adik2 ku tidak ada yang setuju bila aku menikah dengan mijin,,karena mijin pengangguran, dan mijin selalu yakinkan aku kalau dia akan kerja di kapal ayahnya , dan aku yakin dengan mijin, ibu dan ayahku sangat membenci mijin “dia siapa, ibu dan ayah tidak mau punya menantu seperti dia, dia belum mapan nak , kamu mau di kasih makan apa nantinya” . Dan adik ketiga pun bilang ke aku “dengerin kata mamak dan ayah kak, perkataan ornag tua itu selalu benar” aku pun tidak mau mengubrisnya karna aku menganggap dia masih kecil, dan waktu itu dia masih berusia 16 tahun, dan adikku yang beda satu tahun pun sependapat dengan yang lain “insting ornag tua itu selalu benar kak” aku tidak perdulikan mereka semua,, aku merasa hanya mijin lah ornag yang paling aku sayangi di dunia ini, aku lebih baik kehilangan keluarga dari pada kehilangan mijin ,, aku sudah sangat gila , aku bahkan sempat merencanakan kawin lari saja dengan mijin.
Dan setelah sekian lama aku memberontok akhirnya ibu dan ayahpun memanggil ku “apa yang kamu mau nak” aku tetap kekeh dan smaa “aku mau menikah dengan mijin, atau kalau enggak aku kawin lari saja dengan mijin.” Orng tua ku sangat kaget mendengar omongan ku itu ,, dan sejenak kedua orang tua ku berfikir dan akhirnya mereka menyetujui aku ,, “ baik lah ibu dan ayah ijin kan tapi dengan satu syarat, apabila kamu tidak bahagia jangan mengadu pada kami, kami sudah lepas tangan” dan aku pun kaget sekali dengan perkataan mereka,, tpi karna aku sudah tidak peduli lagi akhrnya aku mengiyakan “ iya, aku akan bahagia dengan mijin”
lagi lagi aku diingatkan dengan adik2 ku akan keseriusan ku dengan mijin “ kak, betulan kah mau nikah dengn bang mijin kakak masih muda banget lo, kenapa ga bener2 nyari yang mapan dlu” lagi lagi aku tidak peduli dengan mereka , aku hanya peduli dengan cintaku mijinn,,,saat ini usiaku masih 21 tahun .
Tibalah di hari mendekati pernikahan ku ,, ayahku tiba tiba tidak mau menikahkan ku dengan mijin “ayah tidak mau nikahkan kalian” aku pun marah” “ apa maksud ayah, aku IDA anak ayah, kenapa ayah tidak mau menikahkan aku” lalu ayahku pun menjawab “ayah akan minta orang KUA lah yang menikahkan” ayahku tidak memberikan jawaban yang memuaskan bagi aku, dan aku sangat marah dengan ayahku…
Dan akhirnya sudah di hari H ,, “ saya terima nikahnya saida bin izhar anak bapak dengan mas kawin 10 mayam uang 5 juta tunai” ucap lelaki pujaan hati ku itu,, aku sangat terharu karena aku sudah SAH menjadi SEORANG ISTRI ..