Aku dan suami ku di ijinkan tinggal di rumah yang di beli oleh ibuku dan aku tinggal dengan kedua adik ku,, setelah menikah aku lebih egois dengan kedua adikku, bahkan aku sering tidak memperbolehkan mereka makan masakan ku karena mereka tidak mau membantuku untuk membersihkan rumah..
Seiiring berjalannya waktu,, aku sudah dikaruniai seorang putri kecil yang lucu, ku beri nana nafis,, dan saat ini keluarga kami baik baik saja,,
Dan saat ini adikku yang nomor 2 pun menikah , dan akhirnya dia pindah kerumah suaminya , dia menikah dengan anak pengusaha sawit,, dan juga adikku yang nomor 3 sudah lulus SMA dan dia berencana untuk pindah keluar Daerh untuk mencapai cita citanya “ aku ijin pamit kak, karena aku masih harus kuliah dan kerja ,, rencanaya aku mau kuliah ke kalimantan timur” dan aku mendengarnya pun agak sedikit sedih, dan aku pun membantu adikku untuk menyiapkan berkasnya berangkat mengejar cita2 nya ,, “ hati hati di perjalann ya dek, jangan ganpang percaya sama orang disana” dan aku pun sendirian di rumh, karna saudara-saudara ku sudah pergi semuanya..
dan disinilah bermula Kehidupanku yg sebenarnya…
Suami ku mirjin yang selalu sayang sama aku tiba2 dia sangat cuek sama aku, bahkan aku dan ankku nafis di telantarkan begitu saja, tiap malam dia keluar diam-diam dan mengunci aku di dalam ruamh bersama anakku yang berusia 1 tahun,, tapi aku tidak berani mengadu kepada ibu dan ayahku karna aku sudah janji tidak akan mengadu apa pun kepada mereka… semakin hari dia pun semakin menjadi, tiap hari tidak pernah bekerja dan uang yang aku hasilkan dari jualan olshop yang seharusnya aku pakai untuk beli susu anakku malah di ambil oleh minjin untuk beli sepatu barunya , alasannya untuk pergi bekerja, padahal dia pernah melamar pekerjaan sekalipun …
Lalu aku sudah tidak tahan dan menegurnya” “bang kapan rencanya mau kerja buat beli susu anak bang” minjin pun menjawab “wanita ga bersyukur kamu ya, aku kerja selalu hasilkan uang tiap gari aku bawa uang, kamu ga pernah nabung ??” Aku tersentak saat dia mengeraskan suaranya kepada ku,, padahal selama ini uang yang di berikannya kepada ku diambil kembali olehnya buat jajan , dan beli rokoknya, tpi bisanya dia berkata seperti itu kepada ku,, aku hanya bisa menanggis dalam diamku,, aku sangan tersiksa hidup tanpa di nafkahi olenya..
Suatu hari aku beranikan diri untuk pergi ke rumah ibukku, alasan untuk menjenguk ibukku, padahal aku hanya menumpang makan di rumah ibukku, setelah sore hari aku pun pulang, saat aku pulang aku sudah di tunggui oleh mijin “dari mana kamu !”Aku pun sangat takut, dan akhirnya aku blng “aku dari rumah ibuku” dan mijin dengan senyum sinis pun bertanya “kamu ngadu apa sama ibu?” Aku dengan suara lemah pun berkata, “aku tidakk mengadu apa apa , aku banya menjenguk ibu saja” dan mijin akhirnya membuat kesepakatan dengan ku , dan tidak malunya dia berkata “ kamu kalau mau kerumah ibukmu kamu harus ijin suami “ dan aku menjawab “iya bang” dan mijin pun bilang “ kalau mau ke rumah ibu, iya silahkan aku ijinkan tapi kamu harus bawa uang” aku pun kaget “uang?? Maksud kamu apa ?” Mijin pun mengajarkan aku untuk berbuat hal yang tidak benar “ ya kamu bisa lah ambil uang ibukmu , kan lebih baik uangnya di ambil anknya daripada di ambil orng lain” aku pun sangat kaget mendengar perkataan mijin “ astagfirullah bang, istigfar, kamu ngajarin aku mencuri, aku dan anakmu ini tugas mu bang , untuk menghidupkan kami itu tugas mu, ingat Allah …” dan mijin pun sangat menyepelekan ucapan ku “haelah” ujar mijin Sambil membanting pintu keluar..
Keesokan harinya aku ijin pamit kepada mijin seperti biasa aku harus ke tempat ibuku agar aku dan anakku tidak kelaparan, tpi suami ku mijin melarang kami dan sambil marah-marah dengan cara menendang lemari dan barang barang ,, “ aku kan sudah bilang kalau kamu bisa bawa pulang uang , iya aku ijin kan , kalau engak yaudah gausah”akhirnya aku tidak jadi ketempat ibuku, aku hanya ada pegangan uang 10.000 akhirnya aku beli beras 2 ons dan beli mie instan untuk makan..
Insting seorang ibu memng selalu benar,, tiba tiba ibuku datang kerumah ku, karena berfikir aku sakit, kok tidak datang kerumah, aku hanya bisa menanggis dalam hati, tidak bisa mulutku berbicara apa yang terjadi ,, akhirnya ibuku bertemu dengan mijin “ mijin , ibu bawa ida dan nafis ke rumh ya,”dan mijin pun ga bisa menolak permintaan ibukku “ oh iya bu bawak aj” dan aku dan ankku pun akhirnya ke rumah ibuku, “ kamu kenapa nak , ada masalah ?” Aku pun menjawab “tidak ada bu, aku baik baik aja” dengn tersenyum palsu ..dan ibukku pun tidak bertnya lagi ..
Seiring berjalannya waktu bang mijin sering tidak pulang kerumah, dan akhirnya aku beranikan diri untuk mencari keberadaan suami ku, dan ternyata dia senang bersenang- senang dengan temannya sambil berjudi,, aku menanggis dan menyesal karena menikah dengan mijin .. “ternyata selama ini nafkah yang seharusnya kamu berikan ke aku, malah kamu pakai buat berjudi, tobat kamu bang ..” mijin yang kaget pun langsung menyeret aku pulang “pulang , pulang jangan buat malu di sini” sambil menyeret.
Dan sebenarnya sebelum menikahi aku mijin adalah seorang pengedar , pemakek dan pejudi,, aku ketakutan mengetahui kenyataan ini dan akhirnya aku beranikan diri untuk berbicara kepada ornag tuaku, ibukku pun menanggis tidak percaya “ya Allah kenapa kamu diam saja nak,” dengan keadaan shock “ aku minta maaf karena dulu tidak percaya dengan ucapan ibu” dan akhirnya aku meminta ibu dan ayahku mendukungku untuk bercerai, dan akhirnya di setujui. Sebelum aku kerumah ibu dan ayahku, aku sempat ke rumah mertua ku, tapi mereka tidak mau mengubrisku, dan berkata seharusnya aku lah yang mencari uang untuk keluarga, anaknya mijin dari dulu memeng tidak pernah bekerja..aku sangat sakit mendengar perjataan mertuaku .