Mohon tunggu...
Dewi Asari
Dewi Asari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang Mahasiswi

Belajar bisa dimanapun dan dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Dasar Pembelajaran Fiqih di Madrasah

10 Juni 2021   15:03 Diperbarui: 10 Juni 2021   15:10 2287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengajarkan materi pembelajaran fiqih, maka guru dapat melaksanakan dengan berbagai macam metode mengajar atau dapat mengkombinasikan metode mengajar secara bervariasi, antara lain :

a. Metode Ceramah
     Metode ceramah adalah penerangan atau penuturan secara lisan oleh guru kepada semua siswa di dalam suatu ruangan kelas yang bisa diikutsertakan dengan tanya jawab, pemberian tugas, demonstrasi, eksperimen, sosiodrama dan bermain peran serta metode latihan (drill). Dalam Al`quran yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad dalam bentuk ceramah. Surat Yusuf ayat 3:
Artinya : Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al`Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukannya) adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (Q.S. Yusuf: 3).

Untuk mencapai hasil yang baik dalam metode ini, guru harus menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1) Merumuskan tujuan dan bahan pelajaran,
2) Menyelidiki apakah metode ini cocok untuk digunakan,
3) Mengarahkan perhatian siswa pada maslah yang diceramahkan,
4) Mengadakan evaluasi untuk mengetahui apakah tujuan telah tercapai, Ciri yang menonjol dalam metode ceramah ini adalah peranan guru tampak sangat dominan sedangkan murid mendengarkan secara teliti dan mencatat isi ceramah yang disampaikan guru didepan kelas. Dengan metode ini guru dapat menguasai kelas, tidak banyak memakan biaya dan tenaga, serta bahannyapun dapat disampaikan sebanyak mungkin.

b. Metode Diskusi
     Metode diskusi adalah cara mengajar dengan jalan mendiskusikan suatu topik mata pelajaran tertentu, sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku siswa. Dalam metode ini semua siswa diikutsertakan secara aktif untuk mencari permasalahan mengenai topik tersebut, karena dalam diskusi memerlukan dan melibatkan beberapa siswa untuk bekerja sama dalam mencapai pemecahan masalah yang terbaik, maka metode ini juga bisa disebut dengan metode musyawarah
     Metode diskusi adalah cara menyampaikan pelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang problematik untuk dipecahkan bersama, guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok siswa untuk saling tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat, membuat kesimpulan dan pemecahan masalah. Yang perlu mendapat perhatian adalah hendaknya para siswa berpartisifasi secara aktif dalam forum diskusi. Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannya, semakin banyak pula yang mereka pelajari.

Metode diskusi mempunyai tujuan antara lain :
1. Menanamkan dan menggambarkan keberanian untuk mengembangkan pendapat sendiri.
2. Mencari kebenaran secara jujur melalui pertimbangan-pertimbangan pendapat yang mungkin saja berbeda antara satu dengan yang lainnya.
3. Belajar menemukan kesempatan pendapat melalui musyawarah.
Membiasakan anak didik bersifat toleran. Peran guru sebagai orang yang memberikan dorongan semangat dan membesarkan hati siswa sangat diperlukan, terutama oleh siswa yang tergolong kurang aktif atau pendiam dalam kelas.

c. Metode sosiodrama
     Metode sosiodrama adalah penyajian bahan dengan cara memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan.
Semua bentuk tingkah laku dalam hubungan sosiodrama yang kemudian diminta beberapa orang murid untuk memerankannya.

     Dengan menggunakan metode sosiodrama proes belajar mengajar bertujuan untuk:
1) Supaya anak didik mendapatkan keterampilan sosial sehingga diharapkan nantinya tidak canggung mengahadapi situasi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menghilangkan perasaan rendah diri pada subjek didik.
3) Mendidik dan mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan pendapat.
4) Membiasakan diri untuk sanggup menerima dan menghargai pendapat orang lain.

     Metode semacam ini sangat tepat digunakan dalam bidang pembelajaran fiqih, Karen dengan metode ini anak-anak akan lebih menghayati tentang pembelajaran yang diberikan, misalnya dalam menerangkan bagaimana sikap muslim terhadap fakir miskin sebagaimana terdapat dalam Al-Quran dan Hadits.

d. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving).
"Problem solving adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan dimana siswa dihadapkan dengan kondisi masalah, dari masalah yang sederhana menuju ke masalah yang sulit. Ini dimaksudkan untuk melatih keberanian anak dan rasa tanggung jawab dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan kelak di masyarakat. Metode ini berdekatan dengan metode diskusi, dimana siswa dan guru bersama-sama memikirkan dan mengeluarkan pendapat serta memperdebat utuk memperoleh kesimpulan. Materi pelajaran fiqih sesuai mempergunakan metode ini, misalnya mengapa manusia harus mengabdi kepada Tuhan dengan melaksanakan perintah dan menjahui larangan-Nya.

e. Metode Demonstrasi

     Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk menjelaskan suatu pengertian atau memperlihatkan bagaimana malakukan sesuatu kepada anak didik.Dalam pelaksanaan pendidikan agama, metode demonstrasi dipergunakan dalam mendemonstrasikan atau mempraktekan bagaimana sikap yang mencerminkan akhlakul karimah seperti sopan santun dan berbuat baik kepada sesama manusia maupun lingkungan.
     Kelima metode tersebut di atas agar dapat dijalankan secara efektif dan efesien oleh seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, maka guru harus mempunyai sikap profesionalisme dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dikarenakan guru profesional mempunyai tugas ganda, selain sebagai pengajar juga sebagai pendidik. Guru merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan, karena ia merupakan ujung tombak. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana siswa memandang performance guru dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menarik minat siswa atau sebaliknya.
     Dalam realita yang berkembang selama ini, strategi pembelajaran pendidikan agama belum mencapai hasil yang maksimal sebagaimana yang diharapkan oleh semua pihak. Guru sering mendapat reaksi negatif dari anak didik, seperti : anak didik yang kurang menghormati gurunya, motivasi belajar anak didik dalam fiqih menurun, rendahnya pemahaman anak didik dan kurangnya mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.





Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun