"Aku membangun yayasan ini  sebagai  dedikasi  kepada  orang tua  yang telah tiada.  Untuk Murni mamaku, Indah ibu sambungku dan Noorsyamsi papaku, Aku  ingin pahala dari sedekah ini mengalir kepada mereka. Aku bersyukur Islam memiliki cara yang begitu  indah. Bagaimana  kita tetap dapat berbakti kepada orang tua yang sudah tidak ada," ujar Lia.
Yayasan dan majelis taklim Murni Indah Noorsyamsi dibangun diatas lahan seluas 320 m2, terletak di kawasan Mampang, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Â
Lia mengisahkan, terbangunnya majelis taklim  berawal dari keprihatinan dia dan suaminya, Zul Efrizal  atas permintaan warga di sekitar kantor notaris miliknya.
 "Jadi seorang ustadz curhat ke suami saya, bangunan TPA dan ibu-ibu pengajian terancam tidak ada, karena lahannya mau dijual oleh pemiliknya. Akhirnya aku dan suami berusaha merespon, kita segera carikan lahan untuk membangun majelis taklim yang dibutuhkan warga. Alhamdulillah prosesnya berjalan lancar, Oktober 2022 kemarin dapat lahannya dan lanjut pembangunan," tambah Zul.
Dengan disupport dana yang cukup, dalam waktu tak terlalu lama, bangunan yang diinginkan segera terealisasi. Â Dari lahan seluas 320 meter, untuk sementara telah berdiri dengan kokoh sebuah bangunan berukuran 150 meter.
"Saat ini kegiatan yang sudah berjalan  pengajian kaum ibu dan anak-anak.  Mungkin ke depan dapat digunakan  sebagai tempat persemayaman jenazah. Kebetulan disini banyak lahan  rumah warga yang  sempit. Sehingga ketika ada anggota keluarganya yang meninggal dunia, dapat melakukan prosesi memandikan, mengkafani dan menyolatkan bisa dilakukan di sini," ujar Zul.
Saat peresmian yayasan dan majelis taklim  yang  dihadiri oleh Lurah Mampang, Darmawansyah dan sejumlah tokoh masyarakat, Lia menegaskan ke depan dia berharap kebermanfaatan yayasan semakin besar.
bersama suami, Zul Efrizal dan anak semata wayangÂ
"Dalam bayangan saya ke depan yayasan ini  dimanfaatkan  untuk  berbagai kegiatan yang bersifat syiar Islam dan pemberdayaan masyarakat. Aamiin Ya Rabb. Insya Allah hal ini sejalan dengan  prinsip  saya bahwa hidup harus bermanfaat untuk orang lain. Dengan mindset  itu pula saya menjalankan pekerjaan sebagai notaris sejak tahun 2005 silam," imbuh Lia.
Di kalangan anak buahnya, Lia dikenal sebagai seorang pekerja keras.  Dari Senin hingga Minggu, Lia tidak pernah santai. Bahkan tidak jarang dia harus membawa file-file pekerjaan ke rumah. Saat ini dia dibantu sekitar 20 karyawan untuk menyelesaikan  sekitar 3000 produk hukum setiap tahun.
Menurut Lia, setiap orang bebas menentukan jalan hidup seperti apa yang akan dipilihnya. Hidup berkecukupan atau hidup apa adanya.