Singapura adalah salah satu negara di ASEAN yang relatif 'aman' dari kejadian bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, gunungapi, dan longsor. Kendati demikian, negara ini melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi situasi darurat.
Apa saja ancaman kedaruratan di Singapura dan bagaimana negara ini melakukan penanganan darurat? Bagaimana pula negara ini memanfaatkan teknologi untuk melakukan persiapan dan penanganan darurat?
Saya beruntung mengenal Amelia Lim, kawan dari Singapore Civil Defence Force (SCDF), Lembaga yang menangani kedaruratan di Singapura.Â
Amelia sudah lebih dari sepuluh tahun bertugas sebagai pemadam kebakaran dan tim medis darurat (Emergency Medical Services). Dia berkenan berbagi kepada saya, bagaimana Singapura menanggulangi situasi darurat.
Berikut ini hasil wawancara saya dengan Amelia:
1. Apa saja situasi kedaruratan di Singapura?
Singapura beruntung karena lokasinya secara geografis terlindung dari berbagai kejadian bencana alam. Kami memiliki banjir dan angin kencang, tetapi tidak separah kejadian bencana di negara ASEAN yang lain.
Tantangan terbesar Singapura adalah kedaruratan karena ulah manusia, seperti kebakaran, bahan-bahan kimia berbahaya, panggilan medis karena banyak lansia, dan asap lintas negara.Â
Selain itu, kedaruratan keamanan juga terjadi, seperti ancaman teroris. Sementara untuk ancaman jangka panjang adalah dampak dari perubahan iklim.
2. Bagaimana Singapura melakukan upaya kedaruratan dan siapa saja yang terlibat?
Penanggung jawab utama upaya kedaruratan adalah pemerintah, tetapi masyarakat juga dilibatkan dalam aktivitas ini. Kegiatan ini dilakukan dengan pembentukan tim perespon kedaruratan yang siap secara operasional dan mebangun kesiapsiagaan masyarakat yang kuat.