Mohon tunggu...
dewafreelance
dewafreelance Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Freelance yang mempunyai hobi membaca dan menulis tentang isu dan informasi serta di tulis kembali dalam bentuk karya

Saya seorang guru honorer dan mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan di salah satu kampus di salatiga .

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apa itu Cinta? Kataku Kepada Valen

15 November 2024   09:44 Diperbarui: 15 November 2024   09:46 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau dan udara yang selalu sejuk, hiduplah seorang gadis bernama Valen. Valen tinggal di rumah kecil di ujung jalan bersama adik laki-lakinya, Ardi, dan kakak laki-lakinya, Raka. Sejak kedua orang tua mereka meninggal lima tahun yang lalu, Valen yang baru berusia dua puluh tahun harus mengambil alih peran sebagai kepala keluarga.

Valen adalah gadis yang kuat namun lembut hatinya. Setiap hari, dia bekerja di toko bunga milik keluarga untuk menghidupi Ardi dan Raka. Meski hidup mereka sederhana, Valen selalu berusaha menciptakan suasana yang hangat dan penuh kasih sayang di rumah mereka. Namun, di dalam hatinya, Valen sering kali bertanya-tanya, apa sebenarnya arti cinta yang sesungguhnya?

Setiap pagi, Valen bangun sebelum matahari terbit. Dia menyiapkan sarapan untuk Ardi dan Raka sebelum berangkat ke toko bunga. Toko itu adalah warisan dari ibunya, dan Valen merasa bertanggung jawab untuk meneruskan usaha tersebut. Meski toko itu tidak besar, para pelanggan selalu datang karena bunga-bunga yang dijual Valen selalu segar dan dirangkai dengan penuh cinta.

Suatu hari, saat Valen sedang merapikan bunga-bunga di etalase, datanglah seorang pemuda bernama Dimas. Dimas adalah pelanggan setia yang sering membeli bunga untuk ibunya yang sudah lanjut usia. Wajahnya selalu ceria, dan Valen senang setiap kali melihatnya masuk ke toko.

"Selamat pagi, Valen!" sapa Dimas dengan senyum lebar. "Hari ini aku mencari rangkaian bunga yang spesial, ada rekomendasi?"

"Selamat pagi, Dimas! Tentu, bagaimana kalau rangkaian mawar merah dan lily putih? Kombinasi ini selalu menjadi favorit pelanggan," jawab Valen sambil menunjukkan beberapa bunga yang sudah dirangkainya.

Dimas mengangguk setuju. "Kedengarannya sempurna. Kau memang selalu tahu bunga yang tepat, Valen."

Hari-hari berlalu, dan hubungan Valen dan Dimas semakin akrab. Mereka sering berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing. Dimas bercerita tentang ibunya yang sakit-sakitan dan bagaimana dia berusaha keras untuk membuatnya bahagia. Valen mendengarkan dengan seksama, merasa ada kesamaan dalam perjuangan mereka.

Suatu sore, setelah menutup toko, Dimas mengajak Valen duduk di bangku taman dekat toko bunga. Angin sepoi-sepoi meniup lembut, menyapu rambut Valen yang tergerai.

"Valen, pernahkah kau bertanya-tanya, apa itu cinta?" tanya Dimas tiba-tiba, matanya menatap jauh ke depan.

Pertanyaan itu menghentikan napas Valen sejenak. Dia terdiam, memandang Dimas yang duduk di sampingnya. "Sering sekali," jawab Valen pelan. "Apa menurutmu cinta itu, Dimas?"

Dimas tersenyum, menatap Valen dengan lembut. "Bagiku, cinta adalah ketika kau ingin melakukan yang terbaik untuk orang yang kau sayangi, meskipun itu berarti mengorbankan kebahagiaanmu sendiri. Seperti bagaimana kau merawat Ardi dan Raka, atau bagaimana aku merawat ibuku."

Kata-kata Dimas membuat Valen tertegun. Selama ini, dia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi adik dan kakaknya, namun tidak pernah menyadari bahwa itulah cinta yang sesungguhnya. Perasaan hangat menjalar di hatinya, menyadari bahwa dia telah menemukan jawaban dari pertanyaan yang selama ini mengganggunya.

"Tapi, bagaimana dengan cinta antara dua orang?" lanjut Valen, suaranya lembut.

Dimas menoleh, matanya bertemu dengan mata Valen. "Cinta antara dua orang adalah ketika kau merasa nyaman menjadi diri sendiri saat bersamanya, ketika dia membuatmu merasa lebih baik tanpa harus mengubah siapa dirimu."

Setelah percakapan itu, Valen merasa ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Setiap kali bersama Dimas, hatinya berdebar-debar. Dia mulai menyadari bahwa perasaannya terhadap Dimas bukan sekadar persahabatan. Namun, Valen ragu. Apakah perasaan ini adalah cinta yang sesungguhnya? Dan bagaimana jika Dimas tidak merasakan hal yang sama?

Di sisi lain, Dimas juga merasakan hal yang sama. Setiap kali melihat Valen, ada perasaan hangat yang menyelimuti hatinya. Dia terkesan dengan ketulusan dan kekuatan Valen, dan tanpa sadar, dia mulai jatuh cinta padanya.

Suatu malam, Dimas memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya. Dia mengundang Valen untuk makan malam di sebuah kafe kecil yang nyaman. Di bawah langit berbintang, mereka duduk berdua, menikmati makanan dan berbagi cerita.

"Valen, ada sesuatu yang ingin kubicarakan," kata Dimas dengan suara bergetar.

Valen menatap Dimas, merasakan ada keseriusan dalam suaranya. "Apa itu, Dimas?"

Dimas mengambil napas dalam-dalam. "Selama ini, aku merasa sangat nyaman bersamamu. Kau selalu membuat hariku lebih cerah, dan aku... aku jatuh cinta padamu, Valen."

Valen terkejut, namun hatinya bersorak. Selama ini, dia juga merasakan hal yang sama. Dengan mata berkaca-kaca, dia menjawab, "Aku juga mencintaimu, Dimas."

Sejak malam itu, Valen dan Dimas menjadi pasangan. Mereka saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Dimas sering membantu Valen di toko bunga, sementara Valen tak henti-hentinya memberikan semangat kepada Dimas untuk merawat ibunya.

Hubungan mereka tidak hanya membawa kebahagiaan bagi mereka berdua, tetapi juga bagi Ardi dan Raka. Kehadiran Dimas di rumah mereka menambah keceriaan dan kehangatan, membuat keluarga kecil itu semakin lengkap.

Suatu hari, saat mereka duduk bersama di ruang tamu, Ardi yang kini berusia dua belas tahun bertanya, "Kak Valen, apa itu cinta?"

Valen tersenyum, mengingat kembali percakapannya dengan Dimas di taman. "Cinta adalah ketika kau ingin melakukan yang terbaik untuk orang yang kau sayangi, dan merasa nyaman menjadi diri sendiri saat bersamanya," jawab Valen sambil melirik Dimas.

Ardi mengangguk, meski mungkin belum sepenuhnya mengerti. Namun, dia tahu bahwa kakaknya dan Dimas telah menemukan cinta sejati dalam kebersamaan mereka.


Hari-hari berlalu dengan kebahagiaan yang terus bertumbuh di antara Valen, Dimas, Ardi, dan Raka. Mereka belajar bahwa cinta tidak hanya tentang perasaan yang menggebu-gebu, tetapi juga tentang pengorbanan, kenyamanan, dan kebersamaan.

Valen telah menemukan jawaban dari pertanyaannya. Apa itu cinta? Cinta adalah ketika kau merasa damai dan utuh bersama orang-orang yang kau sayangi. Dan bagi Valen, cinta itu adalah Dimas, Ardi, dan Raka. Dengan senyuman di wajah dan harapan di hati, Valen tahu bahwa mereka akan menghadapi masa depan bersama, dengan cinta yang tidak akan pernah pudar.(kisahnya nyata dari penulis )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun