"Bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi kutolong ibu, membersihkan tempat tidurku"
Membaca lirik lagu di atas membawa pada masa kanak-kanak, ya? Bernyanyi "bangun tidur." Kalau melihat kenyataan menuju dewasa sepertinya bangun kemudian tidur lagi, haha!. Itulah perbedaannya. Tanpa disadari, akhirnya ada sebuah kebiasaan masa kecil yang sedikit demi sedikit terlupakan. Salah satunya saja bangun pagi.
Ketika hari libur atau situasi tidak padat pekerjaan, mungkin akan membuat sebagian individu merencanakan untuk bangun siang. Namun, dibalik bangun siang tersebut terdapat beragam penyebab, salah satunya kerja lembur. Sehingga, kalau sudah begadang berarti bangunnya siang. Jika kembali pada salah satu lirik lagu yang populer pada masanya, "begadang jangan begadang, kalau tiada artinya, begadang boleh saja, kalau ada perlunya." Sekiranya, jika memungkinkan untuk seseorang mengatur jadwalnya untuk tidak melewati pagi hari.
Mengawali segala rutinitas dengan membumbui hari melalui pagi yang bermakna. Orang mungkin dapat mengganggu kita di jam kerja, tetapi tidak untuk pagi seseorang. Ketika pukul 07.00 sudah harus berangkat bekerja, maka sebelum pukul tersebut menjadi rutinitas pribadi. Rutinitas pagi setiap individu tentunya beragam. Terdapat beberapa rutinitas yang dapat diterapkan sebelum matahari terbit:
1. Segera Basuh Wajah
Ketika bangun lebih pagi dari biasanya, maka bagian mata merasa berat. Sehingga, jika ingin tidak tidur lagi, segeralah membasuh wajah dengan air mengalir. Dinginnya air sekiranya dapat menjadikan mata lebih segar dan tidak berat untuk membukanya.
2. Minum segelas air
Segelas air sangat baik untuk kita yang baru bangun, karena dengan segelas air dapat membantu melancarkan proses pencernaan. Air dapat menetralisir zat-zat yang kurang bermanfaat di tubuh. Jika memungkinkan minum segelas air hangat setiap baru bangun.
3. Jauhkan Notifikasi
Jika tidak ada jadwal yang memang menuntut perlu untuk segera dijalankan, sebaiknya jangan terlalu cepat membuka segala notifikasi pesan, dan media sosial. Berikan tubuh rileks sejenak dari segala macam ketegangan. Setidaknya, pikiran akan dapat menyesuaikan dengan segala apapun informasi yang diterima tanpa emosi berlebih. Mudahnya akses informasi dan ramainya kehidupan media sosial akan menjadikan sesorang sulit merasakan ketenangan, bahkan terkadang sulit berkonsentrasi.