Mohon tunggu...
Alexander Batara Marpaung
Alexander Batara Marpaung Mohon Tunggu... Lainnya - Profesional

Senang jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Analisis Studi Kasus tentang Isu Legal dan HR di Indonesia

24 Desember 2024   11:24 Diperbarui: 24 Desember 2024   11:24 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Courtesy of Linkedin and Anamika_jha

Analisis tentang Isu Legal & HR di Indonesia: Studi Kasus dan Solusi

Praktik Sumber Daya Manusia (HR) di Indonesia sangat terkait dengan kerangka hukum dan nuansa budaya. Artikel ini membahas topik utama melalui studi kasus yang dilengkapi dengan analisis serta solusi untuk tantangan yang sering dihadapi oleh profesional HR di Indonesia.

1. Kepatuhan dan Masalah Etika dalam HR

Studi Kasus:

Sebuah perusahaan multinasional (MNC) di Indonesia menghadapi kritik karena menerapkan kebijakan yang mewajibkan karyawan untuk bekerja lembur tanpa kompensasi yang sesuai, melanggar hukum ketenagakerjaan Indonesia dan norma etika.

Analisis dan Solusi:

  • Konteks Hukum: UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mewajibkan pemberian upah lembur sesuai dengan pengganda upah tertentu dan batasan jam kerja.
  • Masalah Etika: Kebijakan tersebut tidak hanya melanggar hukum tetapi juga merusak kepercayaan dan moral karyawan, yang berdampak negatif pada reputasi perusahaan.
  • Solusi:
    • Lakukan audit internal untuk mengidentifikasi dan memperbaiki pelanggaran.
    • Terapkan kebijakan transparan terkait lembur sesuai hukum ketenagakerjaan Indonesia.
    • Berikan pelatihan kepada tim HR dan manajemen tentang persyaratan hukum lokal dan standar etika.

Dengan menangani kesenjangan hukum dan mempromosikan praktik etis, perusahaan berhasil membangun kembali kepercayaan karyawan dan meningkatkan kepatuhan, menghindari sanksi lebih lanjut.

2. Manajemen dan Pengembangan Talenta

Studi Kasus:

Sebuah startup fintech terkemuka di Indonesia mengalami kesulitan mempertahankan talenta terbaik karena terbatasnya peluang pengembangan karier dan kurangnya program pengembangan yang terstruktur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun