Tidak lama Rido datang dari kamar kecil. Pesanan makanpun berbarengan datang.
Aku mengambil dari perempuan di hadapanku.
Jemariku sempat bersentuhan. Terasa menelisik di sekujur tubuhku.
"Maaf mbak. Boleh Aku tahu namamu. Sekalian nomer telpon?"
"Genit banget sih kamu." Rido nyeletuk sambil minum jeruk hangat.
Perempuan itu menulis dan menyerahkan padaku. "Selamat menikmati Mas."
Jujur, makanan saat itu terasa hambar. Akankah karena Aku terkena panah asmara? Apakah nama Lely yang tertera di kertas itu bisa menghiasi bahagiaku nanti?
Sambil istirahat mendengarkan musik Aku berusaha mengalihkan perhatian Rido biar aku tidak di buly.
"Rid, kenapa lesehan ini disebut Kandang Macan sih?"
Rido menoleh ke timur menurutku. Lalu dia berkata. "Tu lihat. Dia mengarahkan telunjuknya. Kamu lihatkan kandang macan itu?"
Aku menganggung sambil hatiku deg-degan. Kenapa ada kandang macan? Aku tidak meneruskan pertanyaan, biar tidak terbawa dalam pikiranku.