Deretan toko memajang baju batik dan pernak-pernik khas Yokja menambah semarak jalanan wisatawan yang ingin berbelanja. Di depan pertokoan Aku terhenti sejenak. Aku baca sebuah tulisan nama jalan berwarna biru langit. Aku lama memandangi. Apakah aku salah lihat? Pikirku. Aku baca berulang. Tetap saja bacaannya "Jln Sarjana." Di bawahnya tertulis Sasaran Janda Muda. Aku tersenyum sendiri.
"Ngapain sih kamu senyum sendiri?" Tanya Rido sambil memegang pundakku.
"Rido. Coba kamu baca!" Aku tunjukkan telunjukku. Rido pun tersenyum.
"Ah, kayak kesukaanmu ya? Kami pun terus menelusuri Malioboro.
"Kita makan dulu di lesehan paling timur. Enak dan murah."
Aku nurut aja. Rido mengajakku duduk paling timur. Terlihat grup musik sudah menembangkan rekues dari tamu yanh sedang makan. Mataku tetap saja gelagapan. Suasana yang sangat nyaman dan anggun. Kami disodori list makanan. Sekali lagu aku terheran. Ku baca "Lesehan Kandang Macan. Waah...serem banget. Pikirku.
"Mas..., mesen apa?" Pelayan tiba-tiba berdiri di hadapanku. Aduh cantik banget. Wanita seperti ini harapanku.
"Aku pesen ayam goreng, nasi putih tambah jeruk anget."
"Sudah cukup?" Perempuan itu memandangku. "Tambah senyummu."
"Ah..., ada ajaah Mas nya." Perempuan itu sekali lagi melepas senyumnya dan membawa list pesanan.
Begitu sempurna. Kata hatiku. Bagaimana aku bisa mencintainya?