Hari sudah cukup malam, mereka meluncur di jalanan. Malam di Kuta begitu indah karena jalanan dihiasi lampu warna-warni. Suara musik di club, cafe menambah semarak suasana.
Disepanjang jalan cerita mereka berdua tiada berhenti. Semakin lama semakin nyaman satu sama lain. Percakapan mereka pun mengalir lebih lancar, dan mereka menemukan banyak kesamaan.
Saat malam semakin larut, keduanya merasa bahwa mereka sudah mengenal satu sama lain lebih baik. Mereka berjanji untuk bertemu lagi dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama.
Momen pertemuan mereka akhirnya menjadi kenangan yang manis. Lely belajar bahwa kadang-kadang, berkata-kata saat pertama kali bertemu seseorang memang sulit, tetapi dengan kesabaran dan keberanian, bisa saja muncul hubungan yang indah. Dan itulah yang terjadi pada pertemuan antara Lely dan Dedi.
"Ingat ambil lukisannya ya Lely".
"Pasti ku ambil Dedi".
***
Mereka kemudian berpisah seiring bertambahnya malam. Â Grab sudah ada di depan Dedi. Ia pun pamitan sama Lely sambil menggenggam tangannya. Â Di sepanjang jalan, dia melihat jalanan cukup ramai. Beberapa titik lampu yang indah terpasang di perkotaan.
      Malam itu grab yang ditumpangi Dedi mengambil jalan pintas, sehingga lampu indah di Kota Gianyar tidak sempat dia nikmati. Berjalan melintas di alam pedesaan, Dedi merasakan kedamaian dan keheningan. Cahaya bulan purnama memberikan pemandangan yang indah, mengingatkan pertemuannya dengan Lely
Perjalanan malamnya telah memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Dedi tahu bahwa dia akan selalu mengingat malam itu, ketika dia bertemu seorang gadis pujaan hatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H