"Perkenalkan aku Rido, " lelaki yang menyebut namanya Rido menjulurkan tangan. Ada rasa ragu menyelimuti Laksmi.
    "Buat apa kenalan. Aku sudah tak mungkin ada hubungan khusus dengan lelaki. Tapi Laksmi merasa bersalah tidak menjawab.
    "Namaku Laksmi. Aku tinggal di Jakarta selatan. Tapi aku ngekos bersama ibu.
    "Oo, bukan anak Jakarta ya? Gue orang sini. Gue tinggal di Tebet. Kamu sakit apa?"
    "Biasa. Saya cek rutin." Jawab Laksmi singkat. Ia merasa malu dan risih menjawab pertanyaan Rido karena yang mesti dijelaskan tentang kemungkinan sakit pada tubuhnya adalah sakit yang sangat aib.
    "Aku duluan ya. Boleh aku minta nomor hp?" Tanya Rido. Laksmi melihat sorot mata yang tajam. Apakah Rido mencurigai aku? Pikir Laksmi dalam hati.
    "Silahkan mas, ini nomor hp ku." Setelah dibacakan, Rido melangkah meninggalkan Laksmi.
*****
Hari-hari terus berlalu. Ibu dan Laksmi menjalani kehidupan di Jakarta begitu saja berjalan. Bergelut dengan kehidupan malam, tidak pernah Laksmi bayangkan sebelumnya. Sesungguhnya kata hatinya tidak menerima. Ia membayangkan betapa indahnya kalau dia masih bersama keluarga di kampung.
Malam ini Laksmi dengan berat hati meninggalkan ibunya dalam keadaan sakit. Tapi kalau tidak kerja ia dan ibunya tak bisa makan. Laksmi tetap berangkat. Ia mencari gojek lewat aplikasi hp.Â
Tidak lama berselang, motor yang membawa kepangkalan sebuah club malam datang. Laksmi menyusuri jalanan yang padat. Kerlap kerlip lampu terlihat begitu indah. Tepat pukul 8 malam Laksmi sudah sampai. Pengendara gojek membuka helmnya. Laksmi terkejut. Ternyata dia.