Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuhan Tahu Segalanya

19 Maret 2024   16:18 Diperbarui: 19 Maret 2024   16:38 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar poto pixabay gratis

Kerumunan orang menjemput. Ibu sedang berbicara dengan seseorang lewat hpnya. Sudah berlalu beberapa tahun ibu dan aku numpang di rumah yang sudah biasa ku panggil tante. Tidak terasa aku sudah menginjak remaja. Kata ibu aku tampak cantik seperti nenekku yang sudah lama tiada.

 Dan prahara itu masih melekat dalam ingatanku. Entah skenario sengaja atau tidak yang dilakukan oleh tante. Tapi keyakinanku, aku dijadikan jalan untuk menjerumuskan ibu dan aku.

        "Kamu Laksmi, tinggal di rumah dulu ya. Tante mau belanja. Ibumu aku ajak. Itu om masih ada di rumah." Kata Tante. Laksmi mengiyakan. Tak sebersitpun curiga bergelayut dalam benaknya. Laksmi sangat percaya akan kebaikan keluarga Tante.

Sampai kemudian peristiwa yang menyakitkan, peristiwa yang menyebabkan hati Laksmi hancur terjadi. Laksmi menahan aib yang membuat hidupnya gelap.

 Kehormatan yang ia miliki direnggut oleh si tua bejat itu. Dalam suasana kalut, Tante dan ibu Laksmi datang saat bersamaan. Baju Laksmi yang masih acak-acakan dan hatinya yang perih, mendapat umpatan bertubi-tubi. Tidak ada kesempatan Laksmi bicara. Ibunya pun menjadi sasaran kemarahan, hingga tangisnya begitu memelas.

        "Malam ini juga, kalian berdua tinggalkan tempat ini. Cepat!" Begitulah ibu dan Laksmi pergi tanpa tahu tempat yang dituju.

*****

Malam terasa begitu gelap. Berdua mereka tidak tahu mesti melangkah kemana. Jakarta bukan kota yang ramah bagi penghuninya. Seperti yang dialami Laksmi bersama ibunya. Entah bagaimana mulainya, Laksmi seolah mendapat restu dari ibunya jatuh dalam kubangan prostitusi. 

Gaya dan penampilan hidup pun berubah. Mereka berdua sama-sama berpenampilan glamour. Seperti hidup kelelawar. Laksmi dan ibunya menjadikan suasana malam hidup yang menggairahkan. Di sebuah club malam Laksmi setia melayani lelaki hidung belang.

 Entah berapa orang menikmati kehangatan tubuhnya. Tak ada lagi kata dosa buat Laksmi. Dipikirannya hanya terlintas, bagaimana ia bisa bertahan hidup di kota besar yang sangat konsumtif.

Hingga satu hari Laksmi berjumpa seorang lelaki saat ia memeriksakan kesehatannya di sebuah klinik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun