Agung dengan sabar menunggu kehadiran Ratih. Sayup-sayup perempuan dengan menjinjit tempat air terllihat. Agung sangat berharap ada Ratih di sana.
"Kau Ratih?" Ratih terkesima. Tidak terbayangkan ada Agung di pinggir jalan berdiri.
"Ya, kapan pulang Kak Agung? Kata Ratih terlihat malu-malu.
"Baru saja Aku sampai. Ratih, mengapa kau tulis surat seperti itu? Apa salahku?"
Ratih tersenyum dalam hati. Ternyata pancingan itu mengena. Lalu dia menjawab
"Emang apa salahnya?"
"Kamu terlalu cemburu Rat."
"Siapa sih cemburu? Aku sengaja menulis seperti itu biar kamu cepat pulang. Ratih sangat rindu." Ratih tersenyum sambil memegang tangan Agung.
"Ternyata Ratih pinter juga. Dia takut kehilangan. Demikian juga Aku." Pikir Agung sambil mengeratkan pengangan di jemari Ratih menyusuri anak tangga menuju tempat permandian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H