Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Prangko di Surat Warna Ungu

19 Maret 2024   10:31 Diperbarui: 19 Maret 2024   10:44 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gung, kamu sakit ya?" Eduk bertanya.

"Bener Duk. Agung sakit kasmaran." Janu menimpali.

"Ah kalian tahu saja. Emang pacar bisa membantu kuliahan?" Agung mencoba menyembunyikan kebenaran ucapan Janu.

"Jangan bohong Gung. Kemarin Aku dapat bocoran dari Bu Day tuan rumah mu."

"Sudaah.., kita kuliah dulu. Tuh lihat dosen kita sudah datang."

Bertiga mereka bergegas menuju ruangan di pojok timur. Di ruangan itu tampak teman mereka sudah banyak yang menunggu.

"Adakah yang galau hari ini?" Radit berkicau. Dia memang terkenal dengan sebutqn si mulut ember. Ada saja bahan candaan setiap kami bertemu. Syukur saat itu dosen perempuan yang mengampu hukum pidana sudah datang. Kalau tidak, habis dah Agung di candain.

*****
Hari rabu, pagi benar Agung sudah siap betangkat pulang. Dia berjalan kaki menuju terminal. Terlihat bemo yang menuju terminal Batu Bulan. Agunh bergegas naik.

Tak lama bemo meluncur. Disela menikmati panorama alam, Agung membayangkan bagaimana sambutan Ratih ketika berjumpa nanti.

Jarum jam terus berputar. Agung sudah berganti mobil menuju rumahnya di Ubud. Pukul 5 sore Agung sampai di rumah.

Bagaimana caranya biar bertemu Ratih? Agung teringat, bahwa setiap sore pasti gadis di desanya pergi kepermaindian air pancuran. Jarak permandian itu kurang lebih 300 meter dan hanya ada satu jalan menuju tempat permandian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun