Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Intuitif, Kontekstual, Kritis

17 Maret 2024   13:38 Diperbarui: 17 Maret 2024   13:51 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solso (1988, dalam Sugihartono, dkk, 2007: menyatakan bahwa berpikir merupakan proses yang menghasilkan representasi mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai proses mental seperti penilaian, abstraksi,

Indikator Berpikir Kritis Evaluasi terhadap kemampuan berpikir kritis menurut Ennis (1993), antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat kemampuan siswa, memberi umpan balik keberanian berpikir siswa, dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. 

Ennis (2011: 2-4) menyebutkan bahwa pemikir kritis idealnya memiliki 12 kemampuan berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5 aspek kemampuan berpikir kritis, diantaranya sebagai berikut. 

a. Basic clarification (memberikan penjelasan dasar) yang terdiri atas:1) fokus pada pertanyaan, 2) menganalisis pendapat, 3) mengklarifikasi suatu penjelasan melalui tanya-jawab. 

b. The basis for the decision (menentukan dasar pengambilan keputusan) yang meliputi komponen: 1)Mempertimbangkan apakah sumber 30 dapat dipercaya atau tidak, dan 2) mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi. 

c. Inference (menarik kesimpulan) yang meliputi: 1) mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, 2) menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan 3) membuat dan menentukan pertimbangan nilai. 

d. Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut) yang meliputi: 1) mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi tersebut, dan 2) mengidentifikasi asumsi. 

e. Supposition and integration (memperkirakan dan menggabungkan) yang meliputi komponen: 1) mempertimbangkan alasan atau asumsiasumsi yang diragukan tanpa menyertakannya dalam anggapan pemikiran kita, 2) menggabungkan kemampuan dan karakter yang lain dalam penentuan keputusan Untuk lebih jelas.

Adapun kemampuan berpikir formal siswa yang perlu dimiliki mulai dari kemampuan berpikir hipotetik-deduktif, berpikir proporsional, berpikir reflektif sebagai kemampuan dasar, berpikir berpikir kombinatorial. Semua kemampuan berpikir tersebut diperlukan sebagai substansi yang harus digarap secara serius dalam dunia pendidikan. Melalui berbagai kemampuan berpikir dasar tersebut, maka otak akan semakin terasa dan berkembang untuk mencapai keterampilan berpikir kritis.

Saking pentingnya dan dibutuhkannya kemampuan berpikir kritis, maka kemampuan ini menjadi topik penting dan vital dalam era pendidikan modern. Tujuan dicapainya pembelajaran berpikir kritis dalam pendidikan sains atau disiplin yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa serta memberikan bekal yang baik bagi mereka untuk siap menjalani kehidupan di masa depan. Kemampuan berpikir kritis Ini harus dimiliki oleh setiap siswa mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMA untuk mencapai standar kompetensi yang sudah ditetapkan dalam kurikulum. Berpikir kritis juga menjadi bekal bagi mereka untuk merancang, menjalani atau mengarungi kehidupan di masa depan yang penuh tantangan, persaingan serta ketidakpastian.

Anak yang memiliki kemampuan berpikir kritis bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik, berani, siap berkompetisi, kreatif, dan inovatif. Tak menutup kemungkinan, di masa depan mereka menjadi pemimpin bangsa yang membawa perubahan baik dan maju bagi negara Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun