"Ya bener. Baiknya kalian jujur. Bapak Gogok pasti memaafkan." Kata Surya menimpali. Surya adalah ketua kelas di kelas itu.
Sampai jam istirahat, tak seorangpun berani mengaku. Siswa kelas 11c, masing-masing mencari kantin untuk makan siang. Tinggalah Vani di kelas. Dia nampak gelisah.
"Vani, ngapain masih di kelas? Kamu tidak lapar?" Tanya Surya mendekati Vani."
"Aku takut Surya. Pasti aku akan dimarahi habis-habisan sama Bapak Gogok. Takutnya lagi, mata pelajaran yang diajarkan pasti diberikan angka merah."
Surya terdiam. Dia tak percaya. Ya, tak percaya. "Masak sih Vani melakukan sesuatu yang sangat konyol. Mengapa bisa terjadi? Pikir Surya sambil termangu menatap wajah Vani yang kelihatan sedih dan tegang.
"Vani, coba katakan yang jujur. Apa bener kamu yang naruh?" Tanya Surya, sambil memegang bahu Vani.
Vani hanya menganggung. Air matanya meleleh. Surya menyuruh Vani bersabar dan tidak menangis. Surya takut masalahnya kan ramai.
"Vani, kamu jangan nangis. Kamu harus memperlihatkan wajah biasa saja. Nanti teman-teman gledek kamu. Apalagi musuh bebuyutan soal ledekan. Tuh si Randu."
Permen karet itu sering menjadi masalah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H