Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asmara Bersemi di Tanah Lot

25 Juli 2023   10:31 Diperbarui: 25 Juli 2023   10:32 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar poto sendiri

"Maksud kak Rahman?"

"Itu kan gaun perempuan. Cocok untuk yang masih punya bayi. Tapi kamu kan.." Lastri memotong perkataan Dedi.

"Rahman, emangnya kita sudah punya anak?"

"Setahun lagi", Rahman memancing. Alis Lastri sedikit mengkerut. Ada bayang kebahagian ketika itu terjadi, dan rumah diwarnai suara anak kecil.

"Rahman, Rahman. Ini gaun tidur namanya. Walau daster, tapi dia sudah modif. Ini untuk anak muda". Dedi mengangguk, pura-pura paham.

Tak berselang lama, hp Lastri berbunyi.  Suara pak Joko sopir taxi. Katanya waktu berkunjung sudah habis. Mereka bergegas ketempat parkir. Tak lupa membeli kelapa muda.

"Maaf pak Joko kelamaan. Ini Lastri tadi kakinya sakit. Tidak bisa jalan". Lastri tersenyum. Dijimpitnya tangan Rahman, sambil berbisik. "Calon suami yang nakal".

"Kita kemana sekarang?", biar seharian bapak, ibu  sewa taxi". tanya pak Joko.

"Anterin aku ke hotel ya. Ni lukisannya berat. Ntar dari hotel kamu sendirian ke Ubud lagi".

"Siap, demi bidadariku".

Taxi meluncur ke arah Kuta. Jalan Nyanyi sampai Kerobokan, memang terkenal jalan super macet. Hari ini pun perjalanan mereka diganggu oleh kemacetan. Mungkin saking capeknya, Lastri tertidur di pundak Rahman. Sesekali wajahnya bersentuhan dengan pipi Rahman. Dia membiarkan saja. Toh Rahman sedang tidur. Dia tidak tahu kejadian itu. Tiba-tiba,
"Mas, gadis itu pacar mas ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun