"Ririn....Ririn... Kan ada aku pacar setiamu. Siapa berani?" Indra menghibur sambil memegang tangan Ririn.
"Uuuh, dari kapan setianya? Paling-paling aku ditinggal sebentar."
Ririn memperlihatkan ketusnya. Matanya memandang wajah Indra. "Ganteng juga pacarku ya." Kata Ririn dalam hati.
"Ayo naik sayang. Lima menit lagi udah nyampe." Ririn naik keboncengan.
Benar saja tidak sampai lima menit sudah sampai ketempat acara. Kesibukan sudah nampak. Indra memegang tangan Ririn.
"Indra, kamu pulang ya?" Tanya Inka.
"Iya, ada yang aku lupa."
"Pantesan tidak kelihatan tadi pagi."
"Lupa pacar yaaa...?" Binggo menimpali sambil melirik perempuan di samping Indra.
Wajah Ririn kelihatan agak merah. Dia merasakan sesuatu yang nggak enak.
"Kali iyaa...Indra menyahut sambil melirik Ririn. Ririn sembunyi-sembunyi mencibit tangan Indra.
"Aduuuh..." Ririn menjimpi tangan Indra, hingga ia mengaduh.