"Ooo, gitu. Oke lah. Trus...soal Vivin ngasi surat pertama pada Hendro, bisa aku bocorkan?"
"Iiihh..., ngaco lu Rat. Yuuk, cepat gantian. Bentar kan dapat pelajaran Bahasa Inggris."
Mereka kemudian berpisah untuk ganti pakaian. "Eh ternyata Ratu masih ingat saat Hendro  menyerahkan surat kepada Vivin."
Sehabis pelajaran terakhir, Ratu gelagapan cari Vivin dikerumunan siswa yang bergegas pulang. Maklum perasaannya akan nyaman bila ulangan fisika besok  kunci jawaban bisa dia dapatkan dari tangan Hendro atau Vivin. Saking seriusnya Ratu melihat Vivin dari jauh. Dia bergegas mendekati Vivin.
"Hai, Vin, kamu sengaja menghindar ya." Ratu mendemprat Vivin dari belakang. Tentu Vivin sangat terkejut.
"Ratu...Ratu... Jantungku hampir copot dibuatnya. Sabar dong Rat. Kan soalnya baru tadi aku dapat. Sampai di rumah pastilah Hendro menjawabnya.
"Lalu kapan aku dapat jawabannya?"
"Ya, besoklah. Masak sekarang?"
"Oo, di gang kecil itu ya. Seperti kamu serahkan surat cinta sama Hendro sebulan lalu ya." Ratu bicara nyerocos begitu aja.
"Kamu ada aja Ratu. Vivin menjimpit lengan Ratu."
"Trus..., aku dikasi nilai berapa?"