"Apa salahnya?"
"Dia kekasihmu bukan?" Ucapan Rico agak meninggi. Dia tidak ingin dipermainkan begitu saja.
"Kak, Rico. Itulah caraku menguji kesetianmu. Tiga bulan aku membuat permainan dengan Jayus. Jayus sesungguhnya milik Vivi. Kami sepakat menguji dirimu".
"Apakah itu benar?" Reni terus memanggil Jayus dan Vivi. Untuk mendekat. Lalu
"Selamat ya Rico. Kau telah mendapatkan idaman hatimu". Demikian jayus dan Vivi berucap sambil menjulurkan tangannya memberi salam. Mereka kemudian meninggalkan kami berdua.
"Apakah kau masih ragu kak Rico?"
Tidak peduli orang lain, Rico memeluk Reni erat-arat. Tidak ada kata yang terucap. Hanya hembusan angin menghempas daun ancak terasa semilir.
"Terimakasih Reni. Kau penyemangat hidupku. Kau belahan cintaku".
Kampus julukan seribu jendela, tampak membisu berdiri kokoh. Sekokoh hati Rico dan Reni membangun asmara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI