Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta di Kampus Seribu Jendela

18 Juli 2023   20:20 Diperbarui: 18 Juli 2023   20:30 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar pixabay.com (gratis)

CINTA DI KAMPUS SERIBU JENDELA 

Dia adik tingkat. Sekarang baru semester empat. Penampilan anggun, pendiam tapi lumayan pintar. Dia disegani oleh teman-temannya. Beberapa kali aku berusaha mencuri perhatiannya. Hingga di satu hari saya duduk berdampingan. Suasana masih sepi. Mungkin beberapa dosen tidak melaksanakan perkuliahan karena besok tentamen hari pertama. Terlihat ibu-ibu membersihkan halaman. Daun ancak lumayan banyak karena tadi malam diguyur hujan.

"Sudah tadi Rico?". Suara Reni memecah kekhusukanku membaca catatan mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.

"Baru saja Ren. Aku menunggu teman. Katanya kuliah jam 9 ya". Aku bergeser tempat duduk sedikit. Biar berhadapan dengan Reni.

"Dapat mata kuliah apa?"

"Kan sama. Kita barengan ngambilnya".

"Oh ya, aku lupa. Mata kuliah ini baru muncul dan wajib diambil. Saya harus barengan dengan adik tingkat". Jawabku sambil sekali-kali melirik Reni. Padahal akunya sih inget barengan dengan Reni. Pura-pura aja untuk mencuri perhatiannya. Suasana kembali membisu. Mestinya aku yang memulai. Tapi...kenapa lidahku kelu seperti kehabisan kata-kata. Hingga akhirnya.

"Ren, kita ke ruangan yuk!". Yuni memegang tangan Reni untuk bersama menuju ruangan. Ada perasaan kesel sama Yuni. Kok ujug-ujug ngajak Reni ke ruangan.

"Kak Rico, Reni duluan ya ke ruangan. Biar dapat duduk agak kedepan".

"Ya Ren. Aku nunggu teman". Walau sebentar pandang dan senyum Reni, menggetarkan perasaan hatiku. Dia yang begitu manis. Bisakah aku memilikinya? Ah...perasaanku terlalu jauh. Tidak lama berselang, aku masuk bersama teman seangkatan. Ada Toto, Vivin, Dian dan lainnya. Aku duduk dibagian tengah. Aku mencari-cari duduknya Reni. Perasaanku jadi tidak enak, karena Reni duduk di samping Jayus. Apakah aku cemburu? Ah...tidaklah. aku kan belum apa-apanya Reni. Waktu terus berlalu. Bunga cinta di hati Rico terus memekar. Seperti mekarnya diri Reni yang makin cantik. Dari pada aku memendam perasaan, mengapa tidak aku katakan sejujurnya pada Reni. Terserah apa yang akan terjadi. Hingga dalam pertemuan kuliah berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun