Memang awalnya mereka menganggap proyek ini hanya dimaksudkan untuk menuntaskan tugas semester hingga bisa punya pameran karya. Tapi usai mereka berdiskusi, mereka yakin bahwa proyek penanaman kangkung dan pakcoy ini akan bermanfaat.
Yang pertama, tentu saja menghasilkan produk kangkung dan pakcoy yang bisa dimanfaatkan oleh mereka sendiri. Dijual atau diolah.
Kemudian yang kedua, mereka akan tahu tugasnya dan bisa bergotong-royong mengerjakan proyek dari awal hingga akhirnya bisa dipanen.
Ternyata, dari hasil diskusi, murid-murid ini juga sudah bisa memetakan kebutuhannya. Seperti di mana akan membeli benihnya, menyiapkan media tanam, juga soal nanti berapa perkiraan waktu yang diperlukan sampai kangkung dan pakcoy mereka siap panen.
Kuncinya yakni membebaskan mereka memanfaatkan teknologi internet yang selama ini hanya mereka pakai untuk main gim atau hiburan semata.
Dari hasil berselancar di dunia maya tersebut, mereka tahu bahwa cara menanam kangkung dan pakcoy ada trik-triknya. Seperti memilih media tanam yang tepat beserta tempat dan pupuknya. Juga trik membuat lubang-lubang kecil dulu untuk memasukkan benih. Tidak asal-asalan.
Soal perawatan, dari hasil rekomendasi internet dan bertanya ke orang tua mereka, murid-murid ini juga menjadwalkan regu piket guna menyiram setidaknya satu kali sehari. Hal ini dilakukan agar benih kangkung dan pakcoy yang ditanam tetap segar dan tumbuh dengan baik.
Hingga akhirnya dalam 3-5 hari, benih kangkung dan pakcoy yang mereka tanam akhirnya bertunas. "Tapi kok ada yang tidak muncul (tunasnya) ya, Bu? Yang lain padahal sudah tinggi," tanya mereka saat itu. Saya pun kembali memantik agar mereka mencari jawabannya di internet atau bertanya ke guru lain dan orang tua mereka. Mereka lalu mencari tahu segera. Setelah mencari, bertanya, dan berdiskusi, mereka kembali ke saya dan berkata, "Mungkin gara-gara polybagnya agak masuk ke dalam, nggak kena sinar matahari," ucap salah seorang murid. "Atau benih yang dimasukkan kebanyakan ya, Bu?" sambung lainnya.
Mereka pun banyak berargumentasi dan mendiskusikan hal-hal semacam ini secara aktif.
Jujur, saya yang juga tidak tahu pasti bagaimana cara menanam kangkung dan pakcoy yang benar, merasa bangga. Anak-anak mampu melakukan refleksi dan koreksi tentang proyek yang mereka kerjakan sendiri.
Lebih dari itu, secara tidak langsung, mereka jadi mengerti tanggung jawab dan tugasnya di tiap-tiap kelompok. Semangat kegotong-royongan, bernalar kritis, juga kreativitas saat mengerjakan proyek.