Metode Pendidikan Komunikasi Islami dalam Keluarga Perspektif Al-Qur'an
Â
Komunikasi adalah suatu peristiwa yang terjadi secara internal, murni pribadi, yang dibagi dengan orang lain, dan pengalihan dari satu individu atau kelompok ke yang lain, terutama melalui penggunaan simbol. Menurut pendapat ini, pendidikan komunikasi Islami menuntut adanya peristiwa atau pengalihan informasi internal antara anggota keluarga dalam upaya mempertahankan dan mengembangkan masyarakat dengan norma dan akhlak yang baik. Keluarga lembaga terkecil dalam upaya meningkatkan kesadaran politik. Semua anggota keluarga memiliki hak untuk menyuarakan pendapat mereka sendiri. Ajaran syura Islam memiliki makna yang sangat luas, termasuk unsur pendidikan. Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan untuk mengajarkan komunikasi Islami dalam perspektif Al-Quran:
A. Metode Teladan
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. al-Ahzab, 33: 21)
Seringkali, ayat-ayat ini digunakan sebagai contoh perilaku Nabi Muhammad Saw untuk dijadikan contoh teladan bagi umat manusia. Ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, Aisyah r.a menjawab bahwa al-Qur'an adalah akhlaknya. Kenapa? Karena karakter, kepribadian, perilaku, dan hubungannya dengan orang lain merupakan pengejawantahan alQur'an. Lebih dari itu, prinsip dan metode pendidikan dalam al-Qur'an didasarkan pada akhlak beliau. Metode Islam, keteladanan Rasulullah, telah diberikan oleh Allah SWT sejak lama dan terus berlangsung hingga hari ini. Menurut Lift Anis Ma'shumah, kepribadian Rasulullah SAW merupakan teladan universal untuk semua manusia dan generasi. Terbaik yang
B. Â Metode Qaulan Saddan (Perkataan yang Tegas)Â
Dalam al-Qur'an al-Karim, kata "Qaulan Saddan" disebut dua kali. Untuk pertama kalinya, Allah SWT memerintahkan manusia untuk menyampaikan qawlan sadidan tentang masalah anak yatim dan keturunan. Dan orang-orang harus takut jika mereka meninggalkan orang-orang yang lemah yang khawatir tentang kesejahteraan mereka di kemudian hari. "Hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT dan berkata qawlan sadidan" adalah perintah kedua yang diberikan oleh Allah SWT setelah takwa:Â
"Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah SWT dan ucapkanlah qawlan sadidan." Setelah itu, Allah SWT akan meningkatkan amalan Anda dan mengampuni dosa Anda. Orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya akan memiliki banyak keuntungan. Dalam pendidikan komunikasi Islami, metode qawlan sadidan menunjukkan pijatan yang diberikan kepada anak-anak saat mereka mendidik mereka dengan berkata yang benar sesuai al-Qur'an dan hadis serta fakta.
      Menurut al-Qur'an, berbicara yang benar berarti menyampaikan pesan yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Allah; oleh karena itu, menyampaikan pesan yang benar berarti melakukan kegiatan amal. Berbicara sesuai dengan kebenaran dengan standar al-Qur'an dan sunah adalah hal yang paling penting bagi mereka yang ingin sukses dalam karir mereka, serta dalam mendidik keluarga dan masyarakat mereka. Karena apa yang diucapkan akan didengar dan dicatat sehingga menjadi kebiasaan yang dipraktikkan, yang pada akhirnya membentuk karakter seseorang, terutama dalam keluarga. Karena itu, pepatah Arab mengatakan al-ummu almadrasatu al-ula ibu adalah sekolah pertama anak-anaknya. Berkata benar dalam keluarga berarti mengajarkan kedisiplinan perilaku; ini akan membantu anak-anak memahami dan mengikuti aturan perilaku.
"Dari Abdillah r.a., Nabi Muhammad Saw bersabda: "sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa kepada surga dan sesungguhnya seseorang akan dikatakan benar apabila ia dipercaya. Dan sesungguhnya dusta membawa kepada perbuatan keji, dan perbuatan keji itu membawa kepada ke neraka. Dan barang siapa berdusta maka Allah akan mencatatnya sebagai pendusta di sisi-Nya" (HR. Bukhari)
 C. Metode Diskusi
Pada dasarnya, diskusi adalah pertukaran teratur pendapat, informasi, dan elemen pengalaman. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman bersama yang lebih jelas dan mendalam tentang sesuatu atau untuk membuat dan menyelesaikan keputusan bersama. Akibatnya, diskusi bukanlah debat karena debat adalah perang mulut dan berdebat tentang ide-ide dan kemampuan persuasi. Sebaliknya, dalam diskusi, setiap orang tidak hanya berbicara tentang ide-ide mereka, tetapi juga menawarkan solusi untuk membantu seluruh kelompok mencapai keyakinan bersama. Metode diskusi dalam pendidikan komunikasi Islami adalah salah satu metode belajar mengajar yang digunakan orang tua sebagai guru (komunikator) dalam keluarga.
Metode diskusi ini sangat dihargai dalam dunia pendidikan karena mendorong siswa untuk berpikir atau mengeluarkan pendapat mereka sendiri. Ini pun lazim berlaku dalam keluarga. Karena dalam proses kehidupan manusia khususnya dibidang pendidikan sering kali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang kadang tak dapat dipecahkan oleh hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja, akan tetapi memerlukan pengetahuan untuk kemudian disusun pemecahannya yang mungkin berupa jalan alternatif terbaik. Oleh karena itu metode diskusi dalam pendidikan komunikasi Islami bukanlah hanya percakapan atau debat biasa saja, tetapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang bermacam-macam. Peranan orang tua dalam metode diskusi ini sangat penting dalam rangka menghidupkan kegairahan pemikiran anak dalam mengungkapkan persoalan-persoalan pendidikan yang dihadapi
D. Metode Qaulan BalghanÂ
"Berkatalah kepada mereka dengan perkataan baligh (surat an-Nisa/4:63). Kata 'baligh' dalam Bahasa Arab artinya sampai, mengenai sasaran atau mencapai tujuan. Apabila dikaitkan dengan qaul (ucapan), baligh berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Sesuai dengan makna itu, maka qaulan baligha berarti ucapan yang efektif. Menerapkan prinsip qaulan balghan dalam lingkungan keluarga adalah dengan menyesuaikan kepada sifat-sifat komunikan yang diajak berbicara, penyesuaian tersebut dapat menggunakan kerangka tujuan dan medan pengalaman khalayaknya serta mampu menyentuh hati dan akalnya sekaligus. Prinsip ini dikuatkan oleh firman Allah sebagaimana berikut:
"Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana" (Surat Ibrahim/14:4)
      Prinsip qaulan balghan dapat tercapai apabila komunikator mampu menyampaikan ucapan yang menggugah hati dengan menyentuh perasaannya dan membangunkan pikiran dengan menyampaikan ucapan yang menyentuh akalnya sekaligus. Aristoteles menyebut tig acara persuasive dalam mempengaruhi manusia yaitu ethos, logos dan pathos. Tiga cara ini dapat merangsang anak untuk mengetahui materi Pendidikan yang masih dalam proses persiapan dalam rangka meningkatkan silaturrahmi dan rasa solidaritas.
 E. Metode al-Qishshah wa al-Tarikh (cerita dan sejarah)Â
Prinsip ini dapat diterapkan dalam keluarga dengan menggunakan cerita-cerita dan pengetahuan sejarah. Menurut Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, penggunaan berbagai cerita dan memberikan contoh peristiwa dalam proses Pendidikan memberikan pesan pada anak secara tidak langsung mengajaknya bercermin kepada fakta dan data dimasa dahulu untuk melihat dirinya.Â
Al-Qur'an banyak mengabadikan kisah-kisah penting seperti kisah nasehat Luqman kepada anaknya, kisah Nabi Ibrahim, kisah Nabi Isa, Kisah Nabi Nuh dengan anaknya, Kisah Imran dan keluarganya, kisah Firaun dan Nabi Musa, kisah Adam, Kisah Ashhab al-Kahfi kisah Ashhab al-Ukhdud, kisah Bani Israil, kisah Nabi Yusuf dengan saudaranya, kisah Nabi Hud dan yang lainnya.Â
Kisah-kisah tersebut dipaparkan dan dijelaskan penuh dengan hikmat dan manfaat untuk memberikan perasaan berani pada manusia dalam menjalani kehidupan. Selain manfaat tersebut ada beberapa manfaat lain dalam penyajian cerita dan kisah dalam al-Qur'an yaitu memberikan semangat perjuangan dalam memperjuangkan kebenaran, memotivasi dalam menuntut ilmu dan menumbuhkan sikap optimisme. Metode ini tampaknya efektif digunakan dalam keluarga karena dapat merangsang perasaan anak dengan bercermin pada sejarah sehingga anak dapat memosisikan siapa dirinya dan apa yang telah diperbuatnya.
F. Metode DialogÂ
Metode dialog merupakan metode pendidikan yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara murid dan guru. Al-Syibani mengungkapkan bahwa metode dialog adalah metode yang didasarkan atas dialog dengan mengadakan pertanyaanpertanyaan dan jawaban-jawaban bertujuan untuk sampai pada kebenaran atau fakta yang tidak mengandung kritik dan perbedaan.Â
Proses metode dialog ini dalam pendidikan komunikasi, orang tua bertanya dan anak menjawab demikian juga sebaliknya anak bertanya dan orang tua menjawab. Hal ini mencerminkan komunikasi dan interaksi edukatif sedang berlangsung secara demokratis dengan melibatkan semua individu dan tidak ada yang pasif. Bentuk dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara orang tua dan anak dalam proses bimbingan pendidikan.Â
Tidak diragukan lagi bahwa metode dialog termasuk salah satu metode penting dalam pendidikan, karena metode ini mempunyai peranan cukup penting dalam meningkatkan pemikiran bagi anak. Di samping itu metode dialog ini dapat mengembangkan sikap menghormati ide-ide orang lain dan dapat menolak fanatisme pemikiran.
Komunikasi dalam keluarga antara orang tua dan anak berfungsi untuk mengajar anak hingga remaja, ditinjau dari prosesnya terdapat dua komponen: pendidik atau orang tua sebagai komunikator dan siswa atau anak sebagai komunikan. Oleh karena itu, komunikasi yang digunakan untuk mendidik biasanya mengandung pesan yang dimaksudkan untuk mempengerui. Metode pendidikan komunikasi keluarga melibatkan kesiapan untuk berbicara terbuka tentang semua hal yang terjadi dalam keluarga, termasuk hal-hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.Â
Mereka juga harus siap untuk menyelesaikan masalah keluarga melalui pembicaraan yang dilakukan dengan keterbukaan, kesabaran, dan kejujuran. Anggota keluarga sangat bertanggung jawab untuk "berbicara" satu sama lain, yang mencakup aspek komunikasi verbal dan non verbal, dan dengan cara-cara ini membantu setiap anggota memperoleh konsep diri yang kuat, terutama, anak-anak muda atau remaja.
Devya Sabila Fadly
22010400133
Komunikasi Islami | FISIP
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI