Mohon tunggu...
Devya Fadly
Devya Fadly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

merci la vie.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Pendidikan Komunikasi Islami dalam Keluarga Perspektif Al-Quran

12 November 2023   17:57 Diperbarui: 12 November 2023   19:37 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 C. Metode Diskusi

Pada dasarnya, diskusi adalah pertukaran teratur pendapat, informasi, dan elemen pengalaman. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman bersama yang lebih jelas dan mendalam tentang sesuatu atau untuk membuat dan menyelesaikan keputusan bersama. Akibatnya, diskusi bukanlah debat karena debat adalah perang mulut dan berdebat tentang ide-ide dan kemampuan persuasi. Sebaliknya, dalam diskusi, setiap orang tidak hanya berbicara tentang ide-ide mereka, tetapi juga menawarkan solusi untuk membantu seluruh kelompok mencapai keyakinan bersama. Metode diskusi dalam pendidikan komunikasi Islami adalah salah satu metode belajar mengajar yang digunakan orang tua sebagai guru (komunikator) dalam keluarga.

Metode diskusi ini sangat dihargai dalam dunia pendidikan karena mendorong siswa untuk berpikir atau mengeluarkan pendapat mereka sendiri. Ini pun lazim berlaku dalam keluarga. Karena dalam proses kehidupan manusia khususnya dibidang pendidikan sering kali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang kadang tak dapat dipecahkan oleh hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja, akan tetapi memerlukan pengetahuan untuk kemudian disusun pemecahannya yang mungkin berupa jalan alternatif terbaik. Oleh karena itu metode diskusi dalam pendidikan komunikasi Islami bukanlah hanya percakapan atau debat biasa saja, tetapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang bermacam-macam. Peranan orang tua dalam metode diskusi ini sangat penting dalam rangka menghidupkan kegairahan pemikiran anak dalam mengungkapkan persoalan-persoalan pendidikan yang dihadapi

D. Metode Qaulan Balghan 

"Berkatalah kepada mereka dengan perkataan baligh (surat an-Nisa/4:63). Kata 'baligh' dalam Bahasa Arab artinya sampai, mengenai sasaran atau mencapai tujuan. Apabila dikaitkan dengan qaul (ucapan), baligh berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Sesuai dengan makna itu, maka qaulan baligha berarti ucapan yang efektif. Menerapkan prinsip qaulan balghan dalam lingkungan keluarga adalah dengan menyesuaikan kepada sifat-sifat komunikan yang diajak berbicara, penyesuaian tersebut dapat menggunakan kerangka tujuan dan medan pengalaman khalayaknya serta mampu menyentuh hati dan akalnya sekaligus. Prinsip ini dikuatkan oleh firman Allah sebagaimana berikut:

"Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana" (Surat Ibrahim/14:4)

            Prinsip qaulan balghan dapat tercapai apabila komunikator mampu menyampaikan ucapan yang menggugah hati dengan menyentuh perasaannya dan membangunkan pikiran dengan menyampaikan ucapan yang menyentuh akalnya sekaligus. Aristoteles menyebut tig acara persuasive dalam mempengaruhi manusia yaitu ethos, logos dan pathos. Tiga cara ini dapat merangsang anak untuk mengetahui materi Pendidikan yang masih dalam proses persiapan dalam rangka meningkatkan silaturrahmi dan rasa solidaritas.

 E. Metode al-Qishshah wa al-Tarikh (cerita dan sejarah) 

Prinsip ini dapat diterapkan dalam keluarga dengan menggunakan cerita-cerita dan pengetahuan sejarah. Menurut Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, penggunaan berbagai cerita dan memberikan contoh peristiwa dalam proses Pendidikan memberikan pesan pada anak secara tidak langsung mengajaknya bercermin kepada fakta dan data dimasa dahulu untuk melihat dirinya. 

Al-Qur'an banyak mengabadikan kisah-kisah penting seperti kisah nasehat Luqman kepada anaknya, kisah Nabi Ibrahim, kisah Nabi Isa, Kisah Nabi Nuh dengan anaknya, Kisah Imran dan keluarganya, kisah Firaun dan Nabi Musa, kisah Adam, Kisah Ashhab al-Kahfi kisah Ashhab al-Ukhdud, kisah Bani Israil, kisah Nabi Yusuf dengan saudaranya, kisah Nabi Hud dan yang lainnya. 

Kisah-kisah tersebut dipaparkan dan dijelaskan penuh dengan hikmat dan manfaat untuk memberikan perasaan berani pada manusia dalam menjalani kehidupan. Selain manfaat tersebut ada beberapa manfaat lain dalam penyajian cerita dan kisah dalam al-Qur'an yaitu memberikan semangat perjuangan dalam memperjuangkan kebenaran, memotivasi dalam menuntut ilmu dan menumbuhkan sikap optimisme. Metode ini tampaknya efektif digunakan dalam keluarga karena dapat merangsang perasaan anak dengan bercermin pada sejarah sehingga anak dapat memosisikan siapa dirinya dan apa yang telah diperbuatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun