Mohon tunggu...
devi ana
devi ana Mohon Tunggu... ibu & pembelajar -

Ibu & pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Hanya Imunisasi MR, Imunisasi MS juga Penting untuk Anak

17 Agustus 2017   00:04 Diperbarui: 17 Agustus 2017   00:29 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian   besar anak dan remaja yang menjadi korban efek negatif media sosial,   bisa jadi anak yang memiliki kekosongan dalam hubungan emosional dengan   keluarga dan lingkungan pergaulan yang lebih luas. Sebagai pengganti,   mereka berusaha mendapatkan perhatian dari orang asing yang kebetulan   mereka temui di media sosial. 

Banyak kali, kasus kekerasan yang berawal   dari media sosial dimulai dengan iming-iming berupa rayuan dan pujian,   perhatian yang berlimpah, maupun materi. Hal ini yang membuat anak   merasa cepat percaya dan mau menemui orang asing yang belum mereka   kenal, padahal bisa jadi orang asing yang menggunakan profil anonim   memang telah merencanakan kejahatan padanya.

Hal ini bisa   dicegah jika anak dekat dengan orang tua, memiliki hubungan pertemanan   yang baik, serta memiliki kegiatan menyenangkan yang bisa menyalurkan   energi dan menumbuhkan self esteem-nya. Dengan komunikasi yang   terjalin dengan orang tua, anak akan selalu bercerita dan curhat  dengan  sukarela apapun yang menjadi kegiatannya hari itu, termasuk  kegiatan di  media sosial. Orang tua yang berperan sebagai sahabat akan  lebih mudah  mengenalkan cara bermedia sosial dengan bijak dan memantau  jika terjadi  hal yang janggal pada anaknya. Hal yang sama juga berlaku  untuk guru,  tetangga, dan teman di sekolah.

Karena itu, selain   memberikan dasar pengetahuan yang cukup, berikan juga banyak pelukan   pada anak. Pelukan bisa menguatkan, pelukan bisa mendekatkan, pelukan   bisa menyembuhkan. Pelukan bisa mencegah banyak hal negatif yang  mungkin  sedang mengintai anak-anak kita.

Peran keluarga
Peran keluarga
Satu peduli, semua menikmati

Ada satu pepatah tentang pengasuhan anak yang saya yakini kebenarannya:  it takes a village to raise a child. Pada jaman milenial seperti saat ini, orang tua tak hanya memerlukan   kampung sebagaimana yang telah kita kenal sebelumnya, tapi juga kampung    di dunia maya dimana anak-anak akan menghabiskan sebagian waktunya. Satu individu yang peduli akan membentuk sekampung orang yang peduli bagaimana cara bermedia sosial dengan bijak. 

Di kampung ini, setiap orang menahan diri untuk tidak menyebarluaskan  hoax, setiap   orang menyaring konten pornografi dan kekerasan yang tidak layak lihat,   setiap orang menjaga tangan agar tidak menuliskan kata-kata menghina  dan  mengejek, dan setiap orang peduli pada orang lain di sekitarnya.

Inilah  kampung maya ideal yang ramah anak sehingga anak bisa mulai  belajar  menggunakan media sosial dan menimba manfaatnya tanpa takut tercebur  kedalam sumur pengaruh negatif. Jika kita termasuk keluarga  yang peduli, mungkin sekali kepedulian kita akan ikut menyelamatkan  orang-orang di  sekitar kita. Yuk, mulai memanfaatkan media sosial  secara bijak demi  membangun ketahanan  untuk anak-anak kita, keluarga  kita, masyarakat  kita, dan pada akhirnya juga negara kita tercinta:  Republik Indonesia.

Twitter devi ms

Sumber bacaan: 

Perangi kejahatan seksual hingga tuntas 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun