Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerap Dilabel Negatif, Bagaimana Ajaran PSHT yang Sebenarnya?

6 September 2024   22:45 Diperbarui: 6 September 2024   23:00 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda jika sudah ditingkat sabuk jambon atau putih, tentu saja ada peningkatan dalam pelatihan. Hal ini sebanding dengan fisik siswa yang juga sudah mulai terlatih. Serangkaian gerakan dan kegiatan selama latihan tentu akan membuat fisik siswa menjadi lebih tangguh dan kuat.

Pengajaran yang Menekankan Pada Proses

Materi atau ajaran dalam PSHT murni diperoleh karena proses. Semakin baik seorang siswa atau warga mengasah kemampuannya, maka tingkat kemampuannya juga akan baik. Tentu saja perlu diasah dari serangkaian latihan rutin yang konsisten. Tidak mungkin bahwa siswa atau warga PSHT tiba-tiba menjadi kuat tanpa proses latihan yang serius.

PSHT tidak Hanya Mengajarkan Adu Fisik

Jika mendengar tentang ajaran PSHT, orang awam mungkin akan langsung berfikir tentang adu fisik dan berkelahi. Lebih jauh lagi disebut-sebut bahwa masuk PSHT hanya karena ingin menjadi jagoan.

Padahal PSHT tidak hanya tentang beladiri. Ada panca dasar yang meliputi, persaudaraan, beladiri, keolahragaan, kesenian dan kerohanian.

Ada  serangkaian latihan yang mempersiapkan siswa dan warga untuk menjadi atlet. Produknya adalah segudang prestasi dalam kancah nasional maupun internasional.

Intinya adalah bahwa ajaran PSHT tidak negative seperti yang sudah melekat dalam pandangan masyarakat. Tidak ada sedikitpun ajaran dalam PSHT yang mengandung nilai negative.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun