Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerap Dilabel Negatif, Bagaimana Ajaran PSHT yang Sebenarnya?

6 September 2024   22:45 Diperbarui: 6 September 2024   23:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/p/C_DfXuByTqd/?igsh=ZDYxYXVpY2VmMHBr

Setiap ada tawuran atau bentrok antar perguruan silat, pandangan orang spontan tertuju pada PSHT sebagai pembuat onarnya. Ada kabar rusuh karena perguruan, PSHT juga menjadi sasarannya.

Benarkah PSHT memang senegatif pandangan masyarakat?

Bahkan orang tua secara otomatis akan merasa cemas jika anaknya ikut latihan PSHT. Banyak kekhawatiran yang muncul saat anaknya akan atau sudah bergabung dalam latihan. Hal ini utamanya bagi orang tua yang tidak memiliki background PSHT atau sudah menjadi warga (Sebutan untuk anggota PSHT).

Tentu saja kekhawatiran tersebut adalah hal wajar. Informasi yang sering terdengar membuat pandangan masyarakat mengkategorikan bahwa PSHT identik dengan masalah, kebrutalan, dan segala sikap tidak baik lainnya.

Namun perlu dipahami lebih dalam bahwa pandangan secara umum bisa jadi salah. Terlabih pandangan tersebut adalah opini masyarakat berdasarkan ulah oknum atau pribadi yang bermasalah.

Lebih fair kalau kita melihat fakta-fakta dalam ajaran PSHT itu sendiri. Berikut beberapa poin yang semoga bisa menjadi pencerahan bahwa PSHT tidak seburuk pandangan masyarakat:

Tujuan Luhur PSHT

Salah satu tujuan PSHT adalah mendidik manusia yang berbudi luhur tau benar dan salah. Juga mengajarkan kepada anggotanya untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan.

Dari kedua tujuan ini, apakah tampak adanya nilai negatif? Tidak ada. Karena tujuan luhur PSHT adalah hal mendasar yang menjadi pondasi keimanan dan sikap manusia.

Saat menjadi siswa, calon warga sudah dibiasakan dengan sikap-sikap baik, salah satunya adalah menghormati yang lebih tua. Benar bahwa manusia tidak gila hormat, namun menghormati orang yang lebih tua adalah etika dasar yang tanpa diminta melakukanpun seharusnya sudah melekat.

Bukan Asal Main Fisik

Masalah main fisik juga kerap menjadi topik viral jika sudah membahas masalah image negative PSHT. Sering ada yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan pelatih PSHT terlalu kejam dan tidak ada pakemnya. Tambahkan lagi dengan pandangan bahwa yang dilakukan pelatih adalah bentuk penganiayaan.

Sebenarnya, semua bentuk pelatihan dalam PSHT juga ada aturannya. Tingkat kesulitan pelatihan juga disesuaikan dengan tingkatan sabuk siswanya. Jika siswa masih sabuk polos, tentu saja materi dan serangkaian olah fisik yang diberikan masih standart.

Berbeda jika sudah ditingkat sabuk jambon atau putih, tentu saja ada peningkatan dalam pelatihan. Hal ini sebanding dengan fisik siswa yang juga sudah mulai terlatih. Serangkaian gerakan dan kegiatan selama latihan tentu akan membuat fisik siswa menjadi lebih tangguh dan kuat.

Pengajaran yang Menekankan Pada Proses

Materi atau ajaran dalam PSHT murni diperoleh karena proses. Semakin baik seorang siswa atau warga mengasah kemampuannya, maka tingkat kemampuannya juga akan baik. Tentu saja perlu diasah dari serangkaian latihan rutin yang konsisten. Tidak mungkin bahwa siswa atau warga PSHT tiba-tiba menjadi kuat tanpa proses latihan yang serius.

PSHT tidak Hanya Mengajarkan Adu Fisik

Jika mendengar tentang ajaran PSHT, orang awam mungkin akan langsung berfikir tentang adu fisik dan berkelahi. Lebih jauh lagi disebut-sebut bahwa masuk PSHT hanya karena ingin menjadi jagoan.

Padahal PSHT tidak hanya tentang beladiri. Ada panca dasar yang meliputi, persaudaraan, beladiri, keolahragaan, kesenian dan kerohanian.

Ada  serangkaian latihan yang mempersiapkan siswa dan warga untuk menjadi atlet. Produknya adalah segudang prestasi dalam kancah nasional maupun internasional.

Intinya adalah bahwa ajaran PSHT tidak negative seperti yang sudah melekat dalam pandangan masyarakat. Tidak ada sedikitpun ajaran dalam PSHT yang mengandung nilai negative.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun