Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

7 Pesan Tersirat dalam Novel "Burlian" Karya Tere Liye

8 Juli 2021   18:16 Diperbarui: 19 Juli 2021   16:45 1492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://canva.me/s9kG2JUhChb

Novel Burlian Si Anak Spesial berisi nasehat-nasehat sederhana yang amat mengena. Diceritakan melalui kisah masa kanak-kanak Burlian. 

Dikemas secara cerdik sehingga setiap ceritanya tidak hanya inspiratif namun juga menyentuh hati. Maka jadilah kisah-kisahnya sangat mengundang air mata sekaligus membuat pembaca tersadar akan fakta-fakta yang terlewat.

Julukan anak spesial adalah cara orang tua Burlian untuk menanamkan rasa percaya diri, keyakinan dan menjadi pegangan penting saat Burlian berhadapan dengan masalah.

Burlian, anak laki-laki berusia tujuh tahun dengan empat saudara. Seperti lazimnya anak-anak, Burlian mengalami masa kanak-kanak dengan kenakalan khas mereka.

 Selain itu Burlian juga memiliki rasa ingin tau yang tinggi. Rasa penasarannya terbalut dengan kepolosan khas anak-anak yang ingin mencoba  banyak hal.


Burlian melakukannya dengan Pukat, kakaknya yang berusia delapan tahun. Mungkin karena usia mereka yang hampir sama dan juga sama-sama laki-laki, maka jadilah mereka partner merusuh yang klop. Terkadang Burlian juga melakukan 'keributan' bersama teman-teman sebayanya.

Bersama masa kecil Burlian yang hidup dekat dengan alam, novel ini mengajak pembaca menyelami makna hidup. Berikut beberapa poin dari amanatnya :

1. Jangan bolos sekolah

"... Sepanjang bisa bolos dari sekolah diajak mamak membantu apa saja tidak masalah." (Burlian).

Hayoo ada yang sependapat sama Burlian nggak ? Merasa jenuh dengan rutinitas sekolah dan selalu ingin bolos. Memang menyenangkan membayangkan bisa bermain-main dan bukannya duduk berlama-lama memandangi papan tulis.

Dan Burlian bolos sekolah untuk alasan menangkap belalang, kegiatan yang menarik untuk anak-anak seusianya. Baginya berlarian diladang jauh lebih menyenangkan daripada mendengarkan penjelasan yang belum tentu mereka mengerti.

Apresiasi untuk cara mamak Burlian dalam menghukum. Bukan dengan langsung marah-marah atau menasehati tanpa henti. Besoknya Burlian dan Pukat diizinkan tidak sekolah dan disuruh membantu mencari kayu bakar. Hukuman ini awalnya terasa seperti kesenangan bisa bolos sekolah, namun mereka harus mencari kayu bakar porsi kuli, tanpa ampun.

Begini namanya hukuman plus plus. Burlian dan Pukat jera plus stok kayu bakar jadi melimpah.  Besoknya Burlian langsung bergegas sekolah ketika pagi-pagi bangun diajak mencari kayu bakar lagi.

2. Jangan melakukan sesuatu yang terlarang.

Di kampung Burlian, hampir seluruh laki-laki dewasa memiliki pisau. Pisau kecil  yang biasanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan kecil seperti mengukir hiasan kayu dan memperbaiki jala. Maka Burlian merasa sudah saatnya memiliki pisau seperti itu juga.

Cara pembuatan pisau ini terbilang unik. Mereka meletakkan paku-paku besar diatas rel kereta, kebetulan kampung mereka memang dilewati kereta. Kemudian pakunya diikat agar tidak terjatuh saat tergilas roda-roda kereta.

Ketika sedang menunggui paku tergilas kereta, sayang sekali Burlian dan Pukat tertangkap petugas stasiun kereta api. Paku yang mereka harapkan juga turut disita.

Mereka sebenarnya tidak dihukum berat, namun baru boleh pulang dari kantor stasiun ketika dijemput orang tuanya. Namun rupanya orang tua mereka juga turut menyumbang sedikit hukuman sehingga baru dijemput keesokan harinya. Itupun masih diomeli emaknya sepanjang perjalanan.

Dari kejadian itu mereka menggarisbawahi kalau meletakkan sesuatu diatas rel, apapun bentuknya, bisa membahayakan kereta. Intinya kalau dilarang ya tidak boleh.

Termasuk juga saat saat Burlian melanggar pantangan sungai larangan. Di pedesaan memang sering ada larangan demikian dan menakut-nakuti anak-anak dengan sedikit bumbu mitos. Namun anak-anak yang bandel akan menerobos larangan teraebut, seperti Burlian dan Pukat. 

Mereka nekat mencari ikan di sungai larangan. Pikir mereka apasih yang harus ditakutkan. Ternyata mereka salah, larangan itu benar adanya. Di sungai terlarang tersebut ada buaya ganas, dan Burlian baru jera ketika buaya itu hampir memangsa dirinya.

3. Sekolah itu penting

Alkisah masa muda bapak Burlian malas kalau disuruh sekolah karena keadaan memang kurang bersahabat. Alhasil hanya berhasil sampai lulus Sekolah Rakyat.

Setelah itu kemudian merantau ke kota bersama saudara laki-lakinya. Mereka berharap bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan bekerja di kota. Ayah Burlian sebenarnya orang yang cukup bertekad, tidak mudah menyerah. Dia dengan semangat melakukan banyak hal, mempelajari ini itu.

Namun sayangnya nasib pemuda gigih ini berakhir miris. Perjuangannya yang berliku terhalang ijasah sekolah. Di kota ijasah sangat dibutuhkan dalam pekerjaan. Maka apalah daya ayah Burlian yang hanya berijazah Sekolah Rakyat ketika yang dibutuhkan adalah ijasah yang lebih tinggi.

Terakhir yang cukup menyedihkan adalah ketika ayah Burlian harus menggulung impiannya ketika lagi-lagi dia gagal hanya perkara ijasah. Setelah merantau bertahun-tahun akhirnya pulang hanya dengan membawa kegagalan. Sedih memang, namun ayah Burlian juga menjadi bijak dalam menilai hidup berkat kegagalannya.

4. Jangan berjudi

Dikampung Burlian sedang ramai perihal SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah). Meskipun berlabel program pemerintah, tetap saja kegiatan ini namanya judi. Teknisnya yaitu orang-orang membeli nomor kemudian nanti diumumkan pemenangnya nomor berapa saja. Apapun alasannya kegiatan menggunakan prinsip judi dan orang-orang lurus dikampung Burlian menentangnya.

Namun sayangnya, yang namanya judi seperti candu. Sensasi tebak menebak nomor hoki terasa asyik dan menegangkan. Maka tak heran banyak kaum adam di kampung Burlian berbondong-bondong pasang nomor. Yang lebih parah adalah seusia Burlian, bahkan Burlian ikutan-ikutan pasang nomor.

Yang paling jengkel dengan kegiatan ini tentu saja kaum ibu-ibu. Karena uang yang harusnya untuk membeli beras atau kebutuhan rumah lain justru ludes untuk pasang nomor oleh suami mereka. 

Meskipun program ini telah dikeroyok ibu-ibu agar tidak pasang bandar dikampung mereka, SDSB sendiri baru bisa berakhir ketika programnya diberhentikan oleh pemerintah terkait.

5. Jangan Pernah Berhenti Percaya

Di sekolah Burlian ada seorang guru berumur sekitar 45 tahun bernama pak Bin. Guru ini sangat bersemangat dan telaten mengurus anak didiknya. Bahkan meskipun sekolah Burlian kekurangan guru, pak Bin tetap setia mengurus banyak kelas dalam waktu bersamaan. Belum lagi mengurusi persoalan anak-anak putus sekolah imbas dari ekonomi dan geografis masyarakat yang masih terbelakang.

Yang menakjubkan dari pak Bin adalah statusnya yang sebagai guru honorer namun berjasa amat banyak. Beberapa guru lain datang kesekolah Burlian justru hanya sebagai formalitas. 

Pak Bin sebenarnya sudah berulang kali mengikuti seleksi PNS. Namun hingga titik penghabisan dia berjuang tetap gagal. Mirisnya yang menjadi faktor kegagalan pak Bin adalah power of money dan orang dalam.

Pak Bin sempat putus asa dengan ketidakadilan persoalan PNS hingga sempat memutuskan berhenti mengajar. Namun dengan kesabarannya mengurus anak-anak selama bertahun-tahun, anak didiknya akan mencintainya lebih dari apapun meskipun bukan PNS. Muridnya dekat dengannya karena sistem pengajarannya dan bukan status kepegawaiannya.

Namun kesabaran pak Bin berbuah manis ketika pada akhirnya beliau diangkat menjadi PNS. Tentu saja dengan jalur legal dan hal ini juga menambah semangatnya untuk terus memperjuangkan pendidikan  anak-anak didiknya.

6. Jangan membenci ibumu walau sedetik

Pernah nggak sih punya moment masa kecil merajuk ketika permintaan tidak dituruti? Seperti Burlian. Dia marah-marah dan merajuk sampai malam saat batal dibelikan sepeda. Bukan karena mamaknya melanggar janji, melainkan karena ada keperluan yang lebih mendesak dengan uang itu.

Burlian saat itu membenci mamaknya, mengatainya pembohong. Namun Burlian tidak tau saja, dibalik semua rasa kecewanya tidak sedetikpun mamaknya ingin mengecewakannya. 

Besoknya mamak Burlian menggadaikan cincin pernikahannya demi mendapatkan sepeda baru untuk Burlian. Dan Burlian baru mengetahui fakta ini enam bulan kemudian, ketika dia bahkan sudah bosan dengan sepeda barunya.

Jadi jangan membenci ibu kita walau sedetik. Karena seorang ibu mencintai anaknya disetiap tarikan nafas.

7. Masa depanmu penuh harapan

Nasehat ini disampaikan oleh Nakamura, seorang kepala proyek pembangunan jalan yang berumur sekitar 45 tahunan. Burlian akrab dengan Nakamura karena proyeknya pernah melintasi kampung Burlian. Maka Burlian yang anaknya serba ingin tau dan pemberani bisa akrab dengan pria berkebangsaan Jepang ini.

"Masa depan kau yang penuh kesempatan, Burlian-kun." Begitu kata Nakamura. Nasehat ini terdengar amat sakti. Karena novel ini memang ditargetkan untuk anak-anak, maka akan sangat mengena bagi impian anak-anak yang masih dipenuhi banyak harapan.

Meski begitu, nasehat ini juga masih terasa sakti untuk orang dewasa yang bahkan masa depannya sudah entah menjadi apa. Nasehat ini masih memberi mantra untuk berharap, setidaknya bertahan dan menikmati keadaan.

Selain itu masih banyak nasehat-nasehat legendaris dalam buku ini. Semakin dibaca akan semakin candu dengan kisahnya. 

Dari Burlian kita belajar bahwa siapapun yang memegang erat mimpi-mimpinya dan selalu berjuang untuk itu, maka suatu hari akan meraih apa yang diharapkan. So tetap semangat dan jangan pernah putus harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun