Di sekolah Burlian ada seorang guru berumur sekitar 45 tahun bernama pak Bin. Guru ini sangat bersemangat dan telaten mengurus anak didiknya. Bahkan meskipun sekolah Burlian kekurangan guru, pak Bin tetap setia mengurus banyak kelas dalam waktu bersamaan. Belum lagi mengurusi persoalan anak-anak putus sekolah imbas dari ekonomi dan geografis masyarakat yang masih terbelakang.
Yang menakjubkan dari pak Bin adalah statusnya yang sebagai guru honorer namun berjasa amat banyak. Beberapa guru lain datang kesekolah Burlian justru hanya sebagai formalitas.Â
Pak Bin sebenarnya sudah berulang kali mengikuti seleksi PNS. Namun hingga titik penghabisan dia berjuang tetap gagal. Mirisnya yang menjadi faktor kegagalan pak Bin adalah power of money dan orang dalam.
Pak Bin sempat putus asa dengan ketidakadilan persoalan PNS hingga sempat memutuskan berhenti mengajar. Namun dengan kesabarannya mengurus anak-anak selama bertahun-tahun, anak didiknya akan mencintainya lebih dari apapun meskipun bukan PNS. Muridnya dekat dengannya karena sistem pengajarannya dan bukan status kepegawaiannya.
Namun kesabaran pak Bin berbuah manis ketika pada akhirnya beliau diangkat menjadi PNS. Tentu saja dengan jalur legal dan hal ini juga menambah semangatnya untuk terus memperjuangkan pendidikan  anak-anak didiknya.
6. Jangan membenci ibumu walau sedetik
Pernah nggak sih punya moment masa kecil merajuk ketika permintaan tidak dituruti? Seperti Burlian. Dia marah-marah dan merajuk sampai malam saat batal dibelikan sepeda. Bukan karena mamaknya melanggar janji, melainkan karena ada keperluan yang lebih mendesak dengan uang itu.
Burlian saat itu membenci mamaknya, mengatainya pembohong. Namun Burlian tidak tau saja, dibalik semua rasa kecewanya tidak sedetikpun mamaknya ingin mengecewakannya.Â
Besoknya mamak Burlian menggadaikan cincin pernikahannya demi mendapatkan sepeda baru untuk Burlian. Dan Burlian baru mengetahui fakta ini enam bulan kemudian, ketika dia bahkan sudah bosan dengan sepeda barunya.
Jadi jangan membenci ibu kita walau sedetik. Karena seorang ibu mencintai anaknya disetiap tarikan nafas.
7. Masa depanmu penuh harapan