Mohon tunggu...
Devi Ari Susanti
Devi Ari Susanti Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak

Seorang penulis amatiran yang ingin berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Ada Apa dengan Hari Ini?

8 Oktober 2020   14:29 Diperbarui: 8 Oktober 2020   14:34 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinar matahari menembus jendela kamar mengenai wajah. Kenikmatan tidurku pun terusik. Dengan mata yang terasa berat, Ku paksakan untuk melirik ke atas meja samping tempat tidur. Mataku terbuka lebar bahkan melotot, sampai nyawaku pun terasa hilang selama beberapa detik.

"Astaga.." Ucapku.

Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi, Aku terlambat untuk interview kerja hari ini. Segera kusibak selimut bergambar Doraemon kartun Jepang kesayanganku itu lalu menuju kamar mandi.

Untung saja dulu Aku menyewa kamar indekos yang memiliki kamar mandi dalam, jadi Aku tidak perlu repot-repot mengantri saat kesiangan begini. Tidak lama-lama, hanya butuh waktu 5 menit di kamar mandi.

Ku buka lemari, lagi-lagi nyawaku hilang beberapa detik, betapa terkejutnya Aku saat,

"Kemana semua baju-baju Ku?" Tanyaku.

Di saat genting seperti ini, masih sempatnya kehilangan baju? Oh tidak, ada apa dengan hari ini? Tunggu, biar Aku ingat-ingat lagi.

Ah iya, bajuku ada di dalam kantong keresek di atas meja belajar. Baru ingat kalau kemarin sore Aku mengambilnya dari tempat laundry dan belum sempat menatanya ke dalam lemari. Ku buka ikatan keresek dan tercenganglah Aku,

"Hmmm wangiiiii... Eh, kenapa dari tadi drama terus? Kan udah telat." Ucapku.

Ku pakai kemeja putih dan celana hitam bahan, kaos kaki, sepatu pantofel, dan tas, tak lupa ku sisir rambut dengan model belah pinggir agar tampak rapi. Setelah sudah siap, Ku mulai berangkat.

15 menit dengan naik bus, waktu yang Ku perlukan untuk mencapai tempat interview. Untuk sampai di tempat itu, Aku harus melewati taman kota, Ku langkahkan kaki panjangku sambil menyanyikan lagu OST. Ninja Hatori,

Mendaki gunung lewati lembah

Sungai mengalir indah ke Samudra

Bersama teman bertualang

Tempat yang baru belum pernah terjamah

Suasana yang ramai di tengah kota

Selalu waspadalah kalau berjalan

Siap menolong orang dimana saja

Gozaru Goz...

BRUKKK!!!..

"Aduhh.." Ku rasakan pantatku bercumbu dengan paving taman. Ada yang menabrakku, bukan mobil, bukan pula motor, apalagi becak, bukan!

Kelopak mataku terbuka, tampak seseorang yang menabrakku. Wanita. Ya, yang menabrakku adalah seorang wanita dengan rambut hitam panjang sepunggung. Ia tengah mengumpulkan kertas-kertasnya yang berserakan.

"Cantik" Batinku terpesona olehnya selama beberapa detik. Seakan tersadar dari mimpi, Aku pun langsung berdiri dengan muka masam.

"Woy, hati-hati dong mbak! Kalau jalan pakai mata, eh pakai kaki. Tapi liat-liat pakai mata!" Bentakku padanya.

Wanita itu berdiri, kepalanya yang awalnya menunduk tiba-tiba terangkat perlahan menampakkan wajah putih cantiknya, wanita itu tersenyum aneh kepada Ku selama 10 detik, kemudian ia berjalan melewatiku.

"Gimana sih, nabrak orang gak minta maaf malah senyum-senyum gak jelas. Gak bisa ngomong? Sepertinya wanita itu sakit." Gerutuku sambil menatap kepergiannya. Kembali Ku lanjutkan langkah menuju tempat interview.

Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk interview, Ku lihat jam di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul 12.00 siang. Saatnya makan. Pantas saja perutku sudah mulai keroncongan, mengingat tadi pagi Aku juga belum makan apa-apa. Ku putuskan untuk membeli sebungkus nasi padang dan menyantapnya di indekos.

Sesampainya di kos, Aku langsung memakan nasi padang yang telah Ku beli tadi. Eitsss, sebelumnya Aku sudah membersihkan diri terlebih dahulu. Aku bukan cowok jorok ya... Rasa kantuk menghampiriku tiba-tiba tanpa ada aba-aba seperti tendangan maut Bambang Pamungkas yang bisa mencetak gol. Memang benar apa kata orang, yang enak setelah makan adalah tidur, meskipun di dalam ilmu kesehatan itu dilarang. Secara perlahan namun pasti, Aku pun mulai terlelap.

Tidurku terganggu saat mendengar suara ketukan pintu kamar kos Ku.

TOK TOK TOKK...

TOKK TOK TOKK..

Dengan kesadaran yang belum terkumpul, Ku paksakan untuk bangun meraih gagang pintu kamar kos dan membuka pintunya. Dan ternyata tidak ada siapa-siapa di sana. Mungkin Aku salah dengar. Ku lihat ke arah jendela, langit yang tadinya terang sekarang sudah menjadi gelap gulita. Ternyata hari sudah malam, tak terasa tidurku akan selama ini. Tapi Aku masih mengantuk.

Ku lanjutkan kembali tidurku yang tadi terganggu. Sebelum semakin terlelap, Ku dengar suara ketukan pintu lagi. Ku hiraukan ketukan itu dengan menutup telingaku menggunakan bantal. Namun ketukan itu semakin lama semakin kuat dan terdengar tidak sabaran.

TOK TOK TOKK...

TOKK TOK TOKK..

TOK TOK TOKKK...

"Siapa sih? Ganggu orang tidur saja." Ucapku marah sambil membuka pintu.

Dan betapa terkejutnya aku melihat siapa yang ada di depan pintu. Seorang wanita berambut panjang yang menabrakku di taman tadi pagi. Bukan, ini bukan seorang wanita, melainkan sosok wanita, karena sekilas Ku lihat kakinya tidak menapak di lantai.

Memang penampilannya masih sama seperti tadi pagi, tapi yang membedakan adalah luka menganga atau bisa dibilang lubang ada pada perutnya. Darah mengucur membasahi baju putih kumalnya, rambut yang tampak acak-acakan, wajah putih pucat. Dengan mata melotot sosok itu tengah tersenyum ke arahku. Senyum yang sangat lebar sehingga menampakkan gusi dan gigi yang di penuhi darah.

"AARRGHH SETANNN!!!!" Teriakku ketakutan kemudian menutup pintu dan bersembunyi dibalik selimut. Ku pegang erat-erat selimut ini seperti balon yang tinggal empat. Ah kenapa jadi nyanyi. Kenapa Aku bertemu setan? Apa ini gara-gara makan nasi padang? Atau gara-gara tidur setelah makan? Saat tengah berkutat dengan pikiran, tiba-tiba Ku dengar suara bising-bising di depan kamar sabil menyebut nama Ku.

"Woyy, Bim Bimoo, Lu kenapa?? Buka pintunya!!" Teriak seseorang dari luar kamar.

Sebenarnya Aku tak ingin membuka pintunya karena takut, tapi Ku beranikan diri untuk membukanya secara perlahan-lahan, dan melihat ternyata teman-teman tetangga kos tengah berkumpul di depan kamarku. Aku bernapas dengan lega dan menceritakan kejadian yang telah Ku alami tadi.

"Oh jadi gitu. Mungkin penghuni kos ini mau kenalan sama Lu, Lu kan anak baru di kos ini. Yang Lu liat tadi itu salah satu penghuni tak kasat matanya kos ini." Jelas Rico tetangga kos Ku.

"Lu jangan takut, perkenalan mereka cuma di awal-awal aja kok, jangan khawatir." Ucap pria yang Ku ketahui bernama Farid itu.

"Tapi kalo mereka nampakin dirinya lagi ke Lu, berarti itu setan suka sama Lu. Hahaha.." Imbuh Dimas dengan tawa mengejeknya.

Penjelasan mereka membuatku lega sekaligus kaget bercampur ingin menangis. Gawat, apa pertemuanku dengan setan itu sudah terhitung dua kali? Mengingat tadi pagi setan itu juga menampakkan diri di depanku meskipun dengan wujud cantiknya. Apa benar setan itu suka padaku??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun