"Cantik" Batinku terpesona olehnya selama beberapa detik. Seakan tersadar dari mimpi, Aku pun langsung berdiri dengan muka masam.
"Woy, hati-hati dong mbak! Kalau jalan pakai mata, eh pakai kaki. Tapi liat-liat pakai mata!" Bentakku padanya.
Wanita itu berdiri, kepalanya yang awalnya menunduk tiba-tiba terangkat perlahan menampakkan wajah putih cantiknya, wanita itu tersenyum aneh kepada Ku selama 10 detik, kemudian ia berjalan melewatiku.
"Gimana sih, nabrak orang gak minta maaf malah senyum-senyum gak jelas. Gak bisa ngomong? Sepertinya wanita itu sakit." Gerutuku sambil menatap kepergiannya. Kembali Ku lanjutkan langkah menuju tempat interview.
Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk interview, Ku lihat jam di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul 12.00 siang. Saatnya makan. Pantas saja perutku sudah mulai keroncongan, mengingat tadi pagi Aku juga belum makan apa-apa. Ku putuskan untuk membeli sebungkus nasi padang dan menyantapnya di indekos.
Sesampainya di kos, Aku langsung memakan nasi padang yang telah Ku beli tadi. Eitsss, sebelumnya Aku sudah membersihkan diri terlebih dahulu. Aku bukan cowok jorok ya... Rasa kantuk menghampiriku tiba-tiba tanpa ada aba-aba seperti tendangan maut Bambang Pamungkas yang bisa mencetak gol. Memang benar apa kata orang, yang enak setelah makan adalah tidur, meskipun di dalam ilmu kesehatan itu dilarang. Secara perlahan namun pasti, Aku pun mulai terlelap.
Tidurku terganggu saat mendengar suara ketukan pintu kamar kos Ku.
TOK TOK TOKK...
TOKK TOK TOKK..
Dengan kesadaran yang belum terkumpul, Ku paksakan untuk bangun meraih gagang pintu kamar kos dan membuka pintunya. Dan ternyata tidak ada siapa-siapa di sana. Mungkin Aku salah dengar. Ku lihat ke arah jendela, langit yang tadinya terang sekarang sudah menjadi gelap gulita. Ternyata hari sudah malam, tak terasa tidurku akan selama ini. Tapi Aku masih mengantuk.
Ku lanjutkan kembali tidurku yang tadi terganggu. Sebelum semakin terlelap, Ku dengar suara ketukan pintu lagi. Ku hiraukan ketukan itu dengan menutup telingaku menggunakan bantal. Namun ketukan itu semakin lama semakin kuat dan terdengar tidak sabaran.