Mohon tunggu...
Devia Puspita Sari
Devia Puspita Sari Mohon Tunggu... -

Seorang hamba yang tidak sempurna, namun ingin menjadi sempurna di mata Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seuntai Nasihat

15 November 2011   23:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:37 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Fachmy Casofa, 2009, “Muslimah, Mewangilah hingga ke Surga !”)

“Perempuan begitu mudahnya menangis. Sedangkan laki – laki perlu alasan yang kuat untuk menangis”

Engkau tau wahai kaum adam, bahwa kami sangat suka menangis. Jika butiran itu hendak turun, kami tak akan mampu untuk menahannya. Dengan menahan mereka jatuh, sama saja kami menahan beban ini hilang.

Mungkin aneh, tapi inilah kenyataannya.

Setiap butiran kecil itu adalah wakil dari setiap beban yang kami pikul.

Jika ia jatuh, maka beban itu pun jatuh.

Seakan-akan mengalirnya butiran air kecil itu menjatuhkan segenap beban yang memberatkan punggung kami.

Kami takkan pernah menghentikan tangisan itu hingga mata yang menghentikannya seiring dengan lepasnya beban perlahan-lahan.

Hal demikian adalah kontradiksi kepribadian kita. Dan hendaknya kita pun dapat saling memahaminya, agar kelak kita dapat bersinergi dalam merekonstruksi suatu peradaban.


Dan teruntuk ukhti2 yang Kucinta…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun