Dalam penentuan bentuk site yang tepat dalam prinsip Vaastu Shastra, menurut Brown (1959), disebutkan: Vaastu Shastra describes various criteria which determine the choice of asife. The most exalted shape for a site is square, however rectangale is also acceptable--Vaastu Shastra menjelaskan mengenai berbagai kriteria dalam menentukan pilihan site lokasi tempat dimana bangunan akan didirikan. Bentuk bangunan yan paling baik untuk site adalah bentuk bujur sangkar, tetapi bentuk persegi juga diterima.
Dalam Acharya (1981) disebutkan : the shape of the vastu for Gods and Brahmamnas is prescribed as square, the fundamental form of Indian architecture. Jadi bentuk rumah yang terbaik untuk dewa dan para brahmana adalah bujur sangkar, yaitu bentuk dasar dalam arsitektur India. Disebutkan pula bahwa bentuk terbaik berikutnya adalah persegi panjang dengan catatan, panjangnya tidak boleh melebihi dua kali lebarnya. Bentuk ini mengacu pada figur Vaastu Purusha Mandala dan menjadi bentuk umum untuk candi. Legenda Vaastu Purusha dan penaklukannya oleh para dewa merupakan kiasan untuk menggambarkan bagaimana mendesain sebuah rumah. Posisi dari dewa-dewa tersebut dalam Mandala merupakan dasar dalam menentukan susunan ruang-ruang. Sebagai contoh, Dewa Agni (Dewa Api) menguasai sudut Tenggara, sehingga merupakan tempat yang ideal untuk dapur.
Dari rangkaian penjelasan tersebut, akan diperoleh sebuah alasan mengapa mereka para leluhur bangsa ini harus membangun Candi di tanah ini. Keberadan Candi di Indonesia bukan hanya melambangkan keseimbangan antara Manusia dengan Tuhan (tempat beribadatan). Karena melihat dibangunnya bangunan Candi pun tidak sembarangan lokasi begitu juga dalam proses pembuatannya yang tidak asal-asalan. Sudah jelas kalau pembangunan Candi juga berfungsi sebagai penyeimbang alam. Khususnya di Indonesia yang berada di zona Ring of Fire. Hal itu dikarenakan Candi merupakan bangunan yang ditanam ke bumi untuk meminimalisir dampak dari guncangan Cincin Api Pasifik yang selalu menyebabkan Pertiwi Nusantara bergoyang-goyang sehingga tidak sedikit gunung aktif yang berada di tanah ini pun akan memuntahkan isi perutnya.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI