Mohon tunggu...
Devia Nalini Sheera
Devia Nalini Sheera Mohon Tunggu... lainnya -

Banyak hal yang perlu diluruskan, jadi temani aku untuk memahaminya..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Harus Ada Candi

25 Juli 2013   04:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:04 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, zona subduksi yang terbentuk sangat luas dimulai dari sisi selatan barat pulau Sumatera hingga sisi selatan pulau Jawa, zona tersebut berlanjut hingga Nusa Tenggara yang memanjang dari barat ke timur. Kemudian di bagian timur Nusantara jalurnya memutar dimulai dari laut Banda di Maluku berputar ke utara memotong Sulawesi bagian utara, tegasnya.
Saat ini terdapat dua gunung api berstatus siaga, gunung api Krakatau di Selat Sunda telah meletus sedangkan gunung api Lokon di Sulawesi terus-menerus mengeluarkan asap tebal. Gunung berapi di Indonesia adalah yang terakftif diantara tempat lainnya yang termasuk dalam Ring Api Pasifik. Mereka terbentuk dari daerah sub bagian antara lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia.

Beberapa dari gunung berapi mencatatkan letusannya, misal, Krakatau yang meberikan efek global pada 1883, Danau Toba untuk letusan supervolcanic yang diperkirakan terjadi pada 74.000 SM yang bertanggung jawab atas 6 tahun musim dingin, dan Gunung Tambora yang merupakan letusan tersadis yang tercatat dalam sejarah di tahun 1815.

Gunung berapi paling aktif adalah Kelud dan Merapi di Pulau Jawa yang telah membunuh ribuan penduduk di sekitarnya. Sejak tahun 1.000, Kelud telah meletus 30 kali, dimana yang terbesar dengan skala 5 dalam Index Letusan Gunung Berapi, di saat Merapi meletus lebih dari 80 kali. The International Association of Volcanology and Chemistry menjulukki Merapi sebagai gunung berapi 10 tahunan sejak 1995 atas tingginya aktifitas gunung berapi (Sumber: http://skyzerx.blogspot.com).

Sebagai referensi tambahan, di Indonesia ada sekitar 60 gunung api yang masih aktif. Gunung api ini paling banyak tersebar di Sumatera, Jawa, Bali-Lombok-Nusa Tenggara Barat-Nusa Tenggara Timur, bagian utara Sulawesi dan Maluku. Gunung Krakatau, Gunung Tambora dan Gunung Merapi adalah gunung yang terkenal karena letusannya yang dahsyat dan keaktifannya. Sejak abad ke-10 (sekitar tahun 1.000an) hingga sekarang, Gunung Merapi sudah meletus sebanyak 80 kali.

Sekitar 12 lokasi di Indonesia termasuk dalam kawasan Cincin Api Pasifik. Mereka adalah: Gunung Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat), Toba-Sibayak-Sinabung-Tarutung (Gunung api dan sesar tektonik di Sumatera Utara), Gunung Krakatau (Gunung api bawah laut di Selat Sunda), Gunung Agung-Batur-Rinjani (Bali, Lombok), Gunung Semeru-Penanggungan-Bromo-Ijen-Kelud (Jawa Timur), Gunung Merapi-Merbabu-Lawu-Sindoro-Sumbing-Dieng (Jawa Tengah), Gunung Tangkuban Perahu-Salak-Papandayan-Galunggung (Jawa Barat), Gunung Kerinci-Dempo-Sorik Merapi (Sumatera), Gunung Rokatenda-Egon-Lewo-Tobi-Ende-Larantuka (Nusa Tenggara Timur), Sangihe-Ambon-Ibu-Saputan (Kepulauan Ambon), Liwang-Padang-Aceh-Palu (Sesar
Darat), Mentawai-Nias-Simeulue (Pulau di batas benua).

Selain kerugian zona yang terlewati Cincin Api Pasifik sangat berbahaya karena rawan mengalami gempa tektonik yang juga dapat mengakibatkan gempa vulkanik seperti meletusnya gunung api. Sedangkan keuntungan dan manfaatnya yaitu : wilayah yang termasuk ke dalam zona Cincin Api, khususnya Indonesia memiliki banyak sekali potensi sumber daya alam geothermal atau energi panas bumi yang mana area panas bumi ini adalah salah satu energi terbaharukan yang dapat dijadikan energi panas listrik maha dahsyat. Dan Indonesia salah satu sumber daya alam energi panas bumi terbesar di dunia. Selain itu juga terdapatnya jenis berbagai mineral baru yang terdapat di permukaan. Dan terdapatnya area yang mengandung h2s04 belerang sulfur dan banyak lainya.

Lantas, apa keterkaitan adanya candi-candi di beberapa lokasi khususnya banyak terdapat di Indonesia dengan Cincin Api Pasifik tersebut? Sejauh ini, kita mengasumsikan keberadaan candi digunakan sebagai tempat peribadatan manusia terdahulu yakni para leluhur Bangsa Indonesia. Biasanya candi akan dibangun dengan ornamen maupun unsur penokohan sesuai dengan masa pemerintahan dibangunnya candi tersebut. Jelas sejauh ini pengertian kita akan keberadaan fungsi adanya atau dibangunnya candi diperuntukan untuk peribadatan. Benarkah demikian? Berbeda pendapat jelas boleh, karena kita memang bebas mengutarakan pemikiran-pemikiran sejauh teori itu masih bisa dipertanggung-jawabkan.

Sekarang, kita coba pahami lebih dalam tentang candi itu sendiri. Pertama yakni bagaimana candi itu dibangun? Benarkah candi yang ada di Indonesia di bangun menggunakan cara yang tidak realistis sehingga dapat dibangun hanya dalam waktu semalam? Atau apakah memang Tuhan menciptakan jenis yang berbeda antara manusia terdahulu atau para leluhur bangsa ini dengan manusia sekarang? Bukankah sudah jelas bahwa makhluk bernama manusia itu hakikat jenisnya tetap sama dengan kodratnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Jadi pasti Tuhan tidak akan membedakan penciptaan jenis manusia dulu dan sekarang: manusia tetap dianugerahi akal sebagai makhluk sempurna dari makhluk ciptaan Tuhan lainnya.

Kita semua tahu, pembangunan candi tidak dilakukan asal-asalan. Bahkan butuh waktu yang tidak sebentar, sepertihalnya Candi Borobudur yang membutuhkan waktu 100 tahun untuk membangunnya. Bahkan kita pun bisa melihat sendiri kualitas bangunan candi itu yang masih mampu berdiri kokoh, sekalipun beberpa kali guncangan alam sempat menggoyangnya juga sempat menenggelamkannya. Bangunan Candi Borobudur jels lebih berkualitas dibandingkan bangunan Jembatan di Tenggarong, Kalimantan Timur yang runtuh beberapa waktu lalu.

Ketidak-asal-asalannya pembangunan candi oleh para leluhur bangsa ini mengundang manusia kekinian berdecak kagum. Hal itu masih jadi pembahasan yang ramai beberapa pihak terkait. Pasalnya, dari pembahasan itu dikeluarkan sebuah teori tentang rumus arsitek atau struktur ruang bangun yang mencengakan. Karena seperti yang dilangsir dari http://detik.com pada 2011 lalu, Candi Borobudur dibangun antara tahun 750 dan 842. Namun siapa sangka candi tersebut dibangun dengan menggunakan perhitungan matematika yang baru dikenal pada sekitar tahun 80-an. "Candi Borobudur bersifat fraktal, sebuah struktur geometri kontemporer yang baru dikenal pada dekade 80-an di ilmu matematika modern," kata peneliti Bandung Fe Institute, Rolan MD, dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (14/11/2011).

Penelitian tersebut berlangsung sejak 2008 hingga 2011. Dari penelitian itu diketahui bahwa candi-candi di Pulau Jawa dibangun secara algoritimik atau seperti proses pembuatan program komputer, dengan mengikuti prosedur otomata selular totalistik. "Riset ini juga menunjukan arahan bahwa seluruh candi dibangun dengan rumus yang sama, namun memiliki kondisi inisial dan aturan pembangunan yang berbeda," imbuh Rolan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun