****
90 hari, Ethellia. Tidakkah kau jenuh dengan hari-harimu yang terus berada diatas ranjang ini selama 90 hari?Semuanya sudah berubah, sayang. Mungkin, aku sudah tidak setampan dulu, tampan seperti yang selalu kau bisikkan padaku dahulu setiap harinya. Aku bahkan memikirkan kegelapan akan masa depanku, karena bayang kegelapanmu dan 'dia yang di surga'.
Ah..Apakah Asada Toshimasa kita baik-baik saja disana?
Maafkan aku, Ethellia. Ini semua salahku.
Tuhan membenciku, Tuhan sebenarnya ingin menghukum aku. Tapi..Dia memilih untuk menghukumku dengan cara seperti ini. Membiarkan hatiku menangis karena terpejamnya matamu dan ketidak-berdayaanku.Maaf, maaf..Aku sudah tidak tahan lagi, sayang. Melihat tubuhmu yang dari hari-hari semakin...
Aku lelah.. Â Aku tidak bisa.Aku tersiksa.Dan aku harus melepaskanmu dari belenggu kesakitan ini..
****
Pigura berisikan selembar foto diri Ethellia yang tengah tersenyum itu kini hanyalah menjadi serpihan kenangan terindah dalam hidup tiap orang yang mengenalnya.
Puluhan, bahkan ratusan pelayat yang tak lain adalah teman dekat, sahabat ataupun saudara jauh Ethellia terlihat hadir. Memanjatkan syair-syair doa untuk menenangkan jiwa Ethellia yang telah tiada.
"Asada.."
Nero memanggil Asada yang terlihat kacau, memastikan keadaan sahabat karibnya. Namun ternyata, yang dipanggil tak menggubris, menyahut atau bahkan sekedar melirik keberadaan Nero dan Kazu pun tidak.