Mohon tunggu...
Detrianus Zai
Detrianus Zai Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya saat Teduh

2 Februari 2023   10:02 Diperbarui: 2 Februari 2023   10:08 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa saat teduh penting, karena merupakan teladan Yesus Kristus sendiri dan kita sebagai makhluk ciptaanya harus meneladani-Nya

 

2. Untuk mendengar suara Tuhan

Salah satu alasan yang kuat, mengapa kita harus menjauhkan diri dari keramaian duniawi dan dari suara orang-orang ialah supaya kita dapat mendengar suaraTuhan dengan lebih baik. Ada beberapa contoh dalam Alkitab yaitu: Elia pergi ke gunung Horeb, di sana ia mendengar suara Tuhan (1 Raj.19:11-13), Habakuk naik ke Menara jaganya dan menantikan apa yang hendak dikatakan Tuhan kepadanya (Habakuk 2:1), Rasul Paulus pergi ke padang gurun di Tanah Arab. Di sana ia seorang diri Bersama Tuhan (Galatia 1:17).[2]

3. Untuk mengungkapkan ibadah kita kepada Tuhan

 Beribadah kepada Tuhan tidak  selalu harus di ekspresikan melalui kata-kata, bunyi-bunyian atau Tindakan. Ada kalanya beribadah kepada Tuhan dapat dilakukan dengan hening sambil memusatkan hati dan pikiran kepada-Nya. Contoh, Habakuk 2:20 "Tetapi TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah dihadapa-Nyal, ya segenap bumi! " juga terdapat dalam Zefanya 1:7 "Berdiam dirilah dihadapan Tuhan Allah." Berdiam diri disini bukan sembarangan berdiam diri, tetapi berdiam diri "Dihadapan Tuhan Alah yang berdaulat". Itu adalah kesunyian yang mengandung unsur ibadah. Ada waktunya untuk berbicara kepada Tuhan, tetapi ada waktunya pula untuk memandang kepada-Nya dan memuja Dia dalam keheningan.

4. Untuk mengungkapkan Iman Kepada Tuhan

Tindakan hening dan berdiam diri di hadapan Tuhan dapat menunjukkan adanya iman. Pengalaman Daud menyatakan hal itu."Aku berdiam diri dihadapan TUHAN dan menantikan Dia untuk melepaskan aku. Karena keselamatan datang dari Dia semata-mata. Ya, hanya Dialah batu karangku, penyelamatku, pertahanan dan bentengku. Jadi, mengapa aku harus tegang dan takut pada waktu menghadapi kesulitan?" (Mazmur 62:1-2). Salah satu ayat yang disukai banyak orang, yaitu Yesaya 30:15, menunjukkan adanya hubungan antara bediam diri di hadapan Tuhan dan beriman kepada-Nya: ".....Tuhan Allah, yang maha kudus, Allah Israel "Dengar bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu"". Iman sering terekspresikan melalui Doa. Kadang-kadang juga iman terungkap melalui sikap berdiam diri di hadapan Tuhan, tanpa kegelisahan, kepanikan. Keheningan semacam itu menunjukkan bahwa Tuhanlah yang berdaulat, Tuhanlah yang mengendalikan segala sesuatu.

    Dalam buku Donald S. Switney, yang berjudul "10 pilar" Jonathan Edwards mengatakan dalam bukunya "ed, The life and diary of David Brainerd, revised editon ed, Philip E. Howards"

Dengan kedamaian dan ketenangan, aku memasuki tempat yang biasa kupakai untuk bersekutu  seorang diri dengan Tuhan. Dua jam aku berada di situ. Aku merasa diriku semakin lemah, teatapi Tuhan semakin kuat melingkupiku. Kau melepaskan ketergantunganku pada hal-hal lain. Aku bergantung sepenuhnya hanya kepada Tuhan saja. Aku tidak tahu harus bicara apa kepada Tuhanku; aku hanya bersandar pada-Nya. Setelah aku dibimbing untuk menyetujui serta menerima kehendak-Nya dan rencana-Nya dalam segala hal, aku dapat melepaskan segala keinginanku sendiri. Jiwaku menjadi sangat begitu haus dan rindu untuk hidup kudus, hidup menurut kemauan Tuhan. Tuhan menjadi begitu berharga bagi jiwaku sampai-sampai dunia dengan segala kenikmatannya menjadi tidak berarti sama sekali. Penghargaan dari manusia tidak lagi menjadi sesuatu yang penting. Tuaha adalah SEGALA-GALANYA bagiku. Bahwa Dialah yang berdaulat dalam hidupku, membuat hatiku bersuka. Iman dan ketergantunganku kepada Tuhan belum pernah menjadi sekuat itu. Aku melihat Dia penuh kebaikan. Tidak pantas bila aku tidak memercayai Dia lagi. Tidak pantas bila aku menjadi Resah terhadap apa yang harus terjadi pada diriku ini. 

5. Untuk memohon keselamatan dari Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun