Untuk itu, mereka yang melanggengkan seni Beksi tidak mengenal tingkatan status sosial. Apalagi kesempatan belajar Beksi terbuka untuk semua orang. Sekalipun beda agama. Semua itu  karena Beksi menganut pemahaman nilai-nilai Islam bahwa semua orang setara di mata Tuhan.
"Betawi adalah cerminan pluralisme dan akulturasi budaya yang berhasil. Hal ini tercermin juga dari Beksi, salah satu silat tradisi maen pukulan Betawi yang lahir dari perpaduan gerakan dan filosofi dari berbagai budaya; China, Arab, dan lainnya. Jangan kaget kalau melihat Beksi yang kaya akan variasi aksi yang makin menambah nilai dan khazanah: mulai dari pukulan, tangkisan, dan jurus dipadu sisi religiusitas."
"Di lain sisi, Beksi merupakan silat tradisi yang terbuka dan bisa dinikmati berbagai kalangan, termasuk di luar Betawi, selain untuk budaya dan jaga diri, Beksi punya manfaat banyak untuk kesehatan, dewasa ini yang membuat banyak pihak tertarik, di antaranya dari kalangan orang asing dan non-Islam, Beksi bukan ruang sekat yang terbatas tetapi adalah ruang terbuka bagi semuanya selama untuk kebaikan dan kemaslahatan," tutup Masykur Isnan saat dihubungi penulis, 17 Desember.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H