Bahkan, badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) turut mengungkap bahwa bahwa penyakit yang dikenal sebagai infeksi yang terjadi pada paru-paru yang dikarenakan adanya cairan pada alveoli atau kantung udara pada paru, tempat untuk pertukaran oksigen dengan karbondioksida ini, telah menjadi pemicu 16% kematian anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
Hal itu dapat dilihat pada data tahun 2015 saja, sudah terdapat lebih dari 900.000 anak-anak yang meninggal akibat pneumonia. Di nusantara pun pada tahun 2017, lebih dari 500.000 balita menderita pneumonia, hingga menyebabkan hampir 2.000 jiwa balita meninggal dunia.
Jika tidak ada upaya yang berarti, penyakit dengan ciri-ciri penderita mengalami sesak napas, batuk berdahak, demam menggigil, nyeri bagian kepala, mudah lelah disertai sakit kepala ini, maka dapat dipastikan jumlah penderita akan semakin membengkak seiring waktu.
Saat ditelusuri, salah satu sumber dari penyakit radang paru-paru ini, ialah polusi udara yang termasuk, kurangnya sirkulasi udara dalam rumah, serta polusi yang disebabkan oleh paparan asap rokok.Â
Itulah mengapa sebaiknya bagi para orangtua, untuk tidak merokok didekat anak atau balita, sehingga anak pun bisa terbebas, dari paparan asap rokok.
Oleh karenanya, orangtua-pun (terutama ayah)Â harus serba aktif mengatasi berbagai masalah kesehatan anak, agar kuman penyebab pneumonia tak tertular melalui udara, percikan air ludah, bersin, maupun benda yang terkontaminasi percikan.
Selain itu, orangtua sudah seharusnya berhenti memberikan makanan tak sehat pada anak, karena ketika sang anak memiliki label sebagai penderita gizi buruk, penyakit pneumonia akan semakin menunjukkan taringnya.
Sedangkan pasien pneumonia dengan gejala yang parah, sangat perlu ditempatkan dalam ruang perawatan intensif dan dipasangkan alat bantu pernapasan atau ventilator.
Tentu tak ada orangtua yang ingin anaknya berada di kondisi seperti di atas. Untuk itu, sebelum pneumonia hadir, sudah sebaiknya para orangtua untuk melakukan langkah pencegahan, karena seperti kutipan bijak "mencegah lebih baik, daripada mengobati."
Pencegahan dapat dimulai dengan cara meningkat sistem kekebalan tubuh pada anak, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama (guna membangun benteng kekebalan tubuh alami).