Oleh karenanya, vaksin-pun mulai diproduksi di Hindia baik Madiun, Kedu, serta Kediri. Namun karena sudah kandung urgensi, mau tak mau, upaya pencegahan haruslah disegerakan.Â
Solusi lainnya yang keluar ialah berupa mencari anak yatim piatu di Batavia, lalu setelahnya membawa mereka ke Bali dan diperjalanan, tubuh mereka akan dimasukkan vaksin agar bisa dipanen untuk banyak orang, supaya kebal dan segera bangkit menaklukkan penyakit.
Ironinya, baru ditataran rencana saja, pihak panti asuhan sudah membentengi diri dengan penolakan sembari berujar "sadarkah, bahwa disini tuan sebenarnya sedang berusaha mencampuri urusan tuhan? (hlm 51)"Â
Jawaban itu tentu sudah akrab di telinga kala ada mereka yang anti-vaksin mencoba mengeluarkan pendapat (sekalipun bisa didebatkan lebih dalam).
Seperti itulah kiranya penolakan dari dulu hingga kini. Anehnya, saat ilmu kedokteran telah berkembang pesat, senada dengan itu, gelora anti-vaksin ikut-ikutan berkembang (Maka pantas saja kita WHO menjulukinya sebagai 10 ancaman terbesar kesehatan global tahun ini).
Menjawab hal itu, maka sudah semestinya pendapat dari pendiri Rumah Vaksin dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) dihadirkan (seperti yang dilansir detik.com), ia menegaskan bahwa vaksinasi adalah metode pencegahan penyakit yang terbukti keamanan dan keefektifannya.
Ia pun turut mengungkap pandangannya terkait gerakan anti-vaksin, ia berkomentar "Seruan anti vaksin bukan main-main bisa bikin wabah bermunculan ke mana-mana. Kalau orang tua yang galau ini sampai 40 persen dari populasi wabah bisa bangkit kembali."
Darinya, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa sesungguhnya vaksinasi sangatnya membantu dalam hal dunia kesehatan.Â
Kenapa? karena sesungguhnya vaksinasi bisa menyelamatkan banyak jiwa, menghemat biaya kesehatan, dan tentu saja, dari pengalaman telah membuktikan bahwa vaksinasi (proses pemberian vaksin untuk meningkatkan produksi antibodi guna menangkal penyakit tertentu)Â sudah aman.
Vaksinasi Selamatkan jutaan jiwa Anak-Anak dari Pneumonia