Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Wo Ai Ni, Aku Cinta Kamu

30 Juli 2021   23:18 Diperbarui: 31 Juli 2021   00:06 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ahhh...Reiko, ya...Reiko...Indonesia.  Ken, office...," suara perempuan paruh baya selalu terdengar bahagia setiap kali Reiko menelpon.  Perempuan itu mamanya Ken, dan tidak bisa bahasa Inggris.  Tetapi, seperti pengakuan Ken, nama Reiko sudah begitu dikenalnya.  Perempuan ini selalu bahagia menerima telepon dirinya.

Bahasa dan budaya bukan hambatan nampaknya.  Sebab tanpa pernah bertemu, perempuan ini seperti telah mengenal Reiko dengan sangat.  Jadi benarlah Ken telah bercerita banyak tentang dirinya.  "Ahhh...," pikir Reiko galau.

Hari yang berjalan menjadi bulan dan keduanya melewati tahun.  Melewati setiap sukacita dan masa sukar bersama.  Termasuk kehadiran Ken ketika mama Reiko membutuhkan obat khusus yang kebetulan sulit di Indonesia.

Tetapi seperti dulu, tidak tahu salahnya dimana.  Mungkin persoalannya pada Reiko, yang terlalu membentengi dirinya.  "How is your weekend Ken?  Tell me about your close friend."  Sebuah percakapan memicu kesadaran keduanya ketika itu.

"I have no one, since your name already here in my heart.  I won't asked you be with me, as the only one I want your happiness.  If you have someone there, then tell me so I know he is the one.  At that time, I will go for good." Membisu Reiko, tanpa kata.  Dirinya tahu betul bahwa dia tidak ingin kehilangan.  Tetapi ketika itu sulit untuk sebuat perkawinan campur. 

Membiarkan waktu berjalan tanpa kepastian adalah mengulang kesalahan fatal.  Anggaplah bodoh, ketika Ken membiarkan Reiko membuka hatinya untuk orang lain.  Sadis, mengizinkan Reiko dengan polosnya menceritakan kehadiran sosok baru dalam kehidupannya.

Tetapi bisa jadi inilah yang dikatakan cinta.  Tidak sedikit pun Ken menunjukkan kekecewaannya.  "I am happy for you dear.  Let me know your wedding day, and promise me to be happy always."  Pesannya ketika Reiko bercerita dirinya dilamar.

Ken, laki-laki itu tidak pernah sedikitpun menceritakan tentang teman wanitanya.  Hubungan beda negara mereka selama ini begitu nyata dan menyakitkan.  Persis seperti hari-hari keduanya di Melbourne dulu.  Tetapi, Reiko tidak berani melangkah jauh untuk menerima Ken dalam hidupnya.  Ia memutuskan untuk menerima lamaran laki-laki lain yang sebangsa dan seiman dengannya.

Cinta tak harus memiliki, dan Ken membuktikannya.  Sekalipun Reiko memutuskan berkeluarga, hingga menjadi seorang ibu, setia Ken mendampingi dari jauh sana.  Bukan sehari, tetapi tahun sudah lebih dari cukup bercerita besarnya cinta Ken untuk Reiko.

Hingga semua yang dimulai, harus diakhiri cepat ataupun lambat.  Reiko memilih untuk mengakhiri semuanya.  Tidak untuk dirinya, tetapi untuk Ken.  Ia ingin Ken menemukan perempuan yang bisa membuat Ken tersenyum.  Ia ingin Ken move on, melanjutkan hidupnya membentuk keluarga.

"I love you Ken, if that you are waiting for these ages.  However, I couldn't be with you for many reasons that hard to explain.  I know you will do anything for me, and you proof it already.  But not that simple and please don't push me to explain."  Terbata Reiko mengatakannya dengan sisa keberaniannya diantara isak tangisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun