Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Jilid Dua

30 Oktober 2020   03:28 Diperbarui: 30 Oktober 2020   03:33 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari di sekolah pun berubah.  Meski tak selalu bersama Kak Yoga di saat keluar main, tetapi Rara menemukan dirinya kembali.  Rara dengan cepat beradaptasi di sekolah barunya.  Hehhe...cuma gara-gara seorang Yoga!

"Hei...Ra.., kamu kok belum pulang?  Mau aku anterin nggak dek?  Katamu rumah kita searah khan?" suara Kak Yoga menganggetkan Rara yang sedang menunggu Pak Dirman. 

"What?  Pulang dibonceng Kak Yoga?  Wow...kapan lagi kesempatan emas ini datang," pikir Rara dalam hatinya yang loncat kegirangan.

"Kakak yakin?  Kalau yakin, aku telepon Pak Dirman dulu.  Soalnya mobil aku sedang di bengkel kak.  Jadi aku rada telat dijemput hari ini," sahut Rara yang langsung menelpon Pak Dirman.

Fixed, Rara pun dibonceng Kak Yoga.  Jantungnya berdegub kencang sekali, dan tangannya mendadak dingin karena gugup.

Jujur sebelumnya Rara belum pernah dibonceng, apalagi dibonceng vespa yang bodynya gemuk seperti itu.  Setengah mati Rara berusaha menyimbangkan dirinya agar tidak jatuh ketika dibonceng.  Tetapi sayang, kejadian memalukan itu terjadi juga.  Yup...Rara terjatuh dari boncengan saat vespa Yoga memasuki komplek perumahan Rara.

"Duh...Ra, kamu ini gimana sih?  Kamu nggak kenapa-kenapa khan dek?" suara khawatir Yoga menghentikan vespa dan membantu Rara berdiri.

Malunya jangan ditanya, dan cengar cengir Rara menjawab, "Heheh...enggak apa-apa kak.  Aku belum pernah dibonceng.  Apalagi vespa khan bentuknya ada perutnya, jadinya aku tambah ribet duduknya.  

Sedari tadi aku berusaha nahan supaya nggak jatuh.  Eee...malah kepental jatuh juga," suara bawel Rara yang disambut senyuman geli Kak Yoga.

Tetapi kisah manis itu kemudian berbuntut lebih manis lagi ternyata.  Hari-hari selanjutnya semakin sering Rara dibonceng.  Katanya Kak Yoga sih supaya terbiasa.  Tetapi buat Rara malah jadi kebiasaan, dan akhirnya beneran deh dari suka jadi cinta.

Sayang semuanya harus berakhir kandas karena lagi-lagi ulah papa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun