Pagi itu tak seperti pagi biasanya. Â Sissy tampak lebih kalem dari hari-hari kemarin. Selidik punya selidik, guru magang yang mengajar Fisika cukup memukaunya. Â Heheh...padahal biasanya yang namanya Sissy mana doyan pelajaran Fisika. Â Katanya, Einsten saja dulu kepaksa sama emaknya. Â Hahha...
"Woi...Sy, tumben banget setiap hari Selasa kok tampil cetar membahana," goda teman-temannya selalu. Â Tetapi namanya juga Sissy, mana peduli dia. Â Cewek satu ini memang terkenal super cuek, dan iseng. Â Meski memang sih, otaknya terbilang encer. Â Tapi malas tuh digunakannya.
"Diem lu, emang masalah buat elu kalau gua mau jadi cewek baik-baik? Â Gua tuh mau tobat, khan kita sudah kelas akhir. Â Bentar lagi lulus coy," jawab diplomatis Sissy.
Tak lama terdengar langkah kaki mendekati kelas, dan rupanya Pak Donny guru yang mengajar Fisika itu datang. Â "Selamat pagi anak-anak," sapanya dengan gaya asyik yang gaul banget. Â Makanya nggak heran meski terbilang baru tetapi banyak anak-anak IPA sudah langsung jatuh hati. Â Kocaknya, Sissy konon bahkan jatuh cinta.
Melirik Dea sahabat Sissy, memperhatikan cewek tomboy ini kok senyam senyum sendiri sambil memandangi Pak Donny. Â Asli cara mandang Sissy seperti ingin menelan bulat-bulat guru yang terbilang lumayan cakep itu.
"Ssst...woi...Sy, itu mata kedip dikit napa? Â Kagum kok sampai lupa bernafas," cengar-cengir Dea menggoda.
Hari-hari memang banyak berubah sejak Pak Donny hadir mengganti guru sebelumnya yang telah memasuki masa pensiun. Â Si Sissy cewek tengil itu bisa berubah dratis jadi doyan belajar. Â Paling kerennya lagi, sekarang jadi suka dandan! Â Hahah...dulu dalam mimpi saja nggak mungkin seorang Sissy suka bersolek.
Benar kata orang jatuh cinta itu gila rasanya. Â Tuh lihat saja Sissy yang nggak ada malunya menunjukkan suka kepada gurunya. Â Siang itu dengan sengaja ditunggunya Pak Donny tersayang di halaman basket sekolah mereka.
"Hai..Sissy, kok ngapain kamu belum pulang? Â Ehhh...kamu Sissy khan, anak IPA 2?" tanya si guru menyakinkan dirinya kembali.
Berasa semeriwing Sissy karena namanya dikenal sang guru. Â Secara itu khan guru baru, dan dalam waktu singkat bisa ingat nama gua? Â Heheh...pasti ada yang menarik nih," pikir Sissy halusinasi.
"Siang pak, yup saya Sissy dari IPA 2. Â Saya belum pulang karena nungguin bapak. Â Ehmm...tepatnya mau menanyakan materi yang kurang jelas," lincahnya si Sissy mulai berstrategi pendekatan.
Donny atau Pak Donny secara umur sih terbilang muda. Â Mengajar di sekolah Sissy adalah kali pertamanya. Â Lulusan perguruan tinggi ternama kota Gudeg ini memang asyik orangnya. Â Sehingga tidak ada jurang menyolok yang membedakan antara guru dan murid.
Hari-hari berjalan terbilang indah untuk Sissy. Â Keterbukaan Donny sebagai guru seperti embun pagi yang meneduhkan bagi Sissy. Â Di luar sekolah hubungan Sissy dengan gurunya ini ibarat teman atau mungkin kakak. Â Terkadang mereka janjian nonton bareng, tetapi bukan berdua.
Beberapa anak pun ikutan nimbrung. Â Hingga suatu sore Sissy dan teman-teman kembali janjian nonton bareng dengan Pak Donny, tetapi kali ini ada seorang cewek pendatang baru. Â Gadis mungil berwajah cantik serta lembut menyapa Sissy dengan ramahnya.
"Kamu pasti Sissy khan? Â Mas Donny sering cerita tentang kamu. Â Kenalkan namaku Alea, dan aku tunangan Mas Donny. Â Kebetulan aku tidak tinggal di Jakarta, dan baru semalam tiba dari Jogya karena ada tugas beberapa hari disini." Bla...bla..dan bla...Alea mengoceh yang bak petir di siang bolong bagi Sissy.
Sejak saat itu semua menjadi kelabu bagi Sissy. Â Hari Selasa tidak lagi menjadi harinya, melainkan menjadi kiamat yang sebisanya ingin dihindari. Â Mending gua mati. Â Dasar muka tembok dan GR banget gua selama ini mengira Pak Donny suka sama gua," curhat Sissy terbata kepada sahabatnya, Dea.
Cerita mendadak berubah bak siang dan malam. Â Hingga suatu ketika Pak Donny memanggilnya saat mereka berpapasan di halaman sekolah.
"Sissy, boleh nanti kita ketemuan setelah pulang sekolah?" tanya Pak Donny yang bikin jantung Sissy copot. Â Gila...gimana urusannya ini? Â Bagaimana kalau si Donny tahu gua suka sama dia, dan gua cemburu kalau dia sudah punya Alea," panik Sissy mencoba menguasai diri.
Seperti telah disepakati pulang sekolah mereka bertemu, dan dengan dibonceng sepeda motor mereka pulang bersama. Â Berbeda dari hari-hari sebelumnya maka perjalanan kali ini sunyi diantara keduanya.
Hingga sampai di depan rumah Sissy barulah Donny bersuara. Â "Ehhmm...kamu nggak ngajak aku masuk Sy? Â Boleh kita bicara sebentar saja?" suara Donny memberanikan diri.
Copot jantung Sissy, dan mendadak kakinya lemes tak mampu berjalan. Â Bagaimana ini urusannya. Â Betapa bodohnya gua murahan banget selama ini nunjukkin rasa suka gua," batin Sissy dalam hati. Â Walau kemudian mempersilahkan Donny untuk masuk dan duduk di teras rumahnya.
"Sy, kamu kemarin sudah ketemu Alea tunangan aku khan? Â Kami memang berencana menikah tahun depan. Â Sissy, maaf aku tidak tahu harus berbicara bagaimana, dan sebagai siapa. Â Aku ini gurumu. Â Tetapi diluar sekolah kita telah bersahabat, dan mungkin karena umur aku yang tidak terlalu jauh, jadi lebih bisa disebut kakak untuk kamu," penjelasan Donny yang bikin Sissy semakin gemetar nggak karuan.
Tarik nafas sesaat Donny sambil menatap mata Sissy. Â Nggak sanggup Sissy menyembunyikan cintanya kepada Donny, dan mata itu lalu tertunduk mencoba menyembunyikan rahasia besarnya selama ini/
"Sissy, katakan aku ini kepedean. Â Tetapi, sejak Alea bertemu kamu, ada perbedaan sikap kamu ke aku. Â Sebagai guru, aku nggak bisa berbuat apapun di kelas. Â Tetapi, diluar sekolah terlihat sangat kamu mengambil jarak."
"Maafkan aku Sissy jika membuat kamu seperti memberi harap. Â Bagi aku kamu itu persis banget adekku yang di Jogya. Â Bertemu kamu seolah mengobati rinduku karena dia satu-satunya adekku yang meninggal dalam kecelakaan tragis bersama orangtua kami. Â Itulah yang menyebabkan aku lari ke Jakarta. Â Kehilangan yang sangat membuat aku tidak sanggup tinggal di Jogya. Â Terlalu banyak yang harus aku kenang, dan aku tidak sanggup" cerita Donny mencoba menetralisir kegundahan Sissy.
"Kenapa kamu menjauh Sissy? Â Apakah karena Alea?"
Dubrakk....bagaimana mungkin aku menjawab, batin Sissy dalam hatinya.
Lalu sore itu menjadi begitu menyakitkan bagi Sissy saat tangan Donny mengusap rambutnya dan memandang Sissy hingga tembus membaca seluruh isi hatinya. Â Airmata Sissy kemudian perlahan jatuh sulit dibendung.
"Aku...aku...," tak sanggup Sissy meneruskan kalimatnya.
"Sissy, aku dan Alea sudah bertunangan. Â Cerita tentang kamu bukan rahasia lagi antara aku dan Alea, karena kamu mirip sekali dengan adekku. Â Tidak perlu kamu menjelaskan semua, tetapi aku ini gurumu Sissy. Â Tidak bisa hubungan kita melebihi dari guru dan murid. Â Salahkan aku yang buta membaca dirimu karena aku menikmati kehadiran adekku lewat dirimu," jelas Donny yang kali ini sambil memegang tangan Sissy.
Hening di antara keduanya. Â Termasuk Sissy yang kehilangan kosa kata. Â Padahal cewek ini biasanya bawelnya nggak ketulungan.
"Hei...kok jadi diam sih Sy?" celetuk Donny memecahkan kekakuan diantara mereka. Â Tetapi Sissy tetap diam, dan mata basahnya mencoba mencari pelarian melihat bocah-bocah tetangga yang mulai ramai main bola.
"Sissy, mungkin tidak seharusnya aku lari dari kehilanganku. Â Kemarin, aku dan Alea sudah memutuskan setelah akhir semester ini aku kembali ke Jogya. Â Disana masih ada si Mbah yang kepikiran tentang aku. Â Aku dan Alea sendiri sebenarnya sudah mempunyai rencana sebelum kecelakaan maut itu terjadi," jelas Donny
Hari-hari selanjutnya tidaklah semanis sebelumnya. Â Sebagai guru Donny berusaha untuk mengimbangi kehilangan Sissy yang tak pernah terucapkan olehnya. Â Mengerti banget bagaimana kekecewaan itu dirasakan oleh si tomboy ini.
Sesekali masih seperti dulu Donny mengajak anak-anak IPA untuk menghabiskan waktu nonton bareng atau sekedar makan bareng. Â Berbeda dengan sebelumnya tidak selalu Sissy hadir, dan semua sahabat Sissy memahami.
Tidak terasa akhir semester itu tiba. Â Meski berusaha untuk melupakan, tetapi berat bagi Sissy untuk mengikari hatinya. Â Selama ini berusaha keras dirinya mematikan rasa cinta itu. Â Cinta yang diketahui oleh Donny meski tak terucapkan oleh Sissy.
"Sy, elu tahu khan sore ini Pak Donny balik ke Jogya? Â Kata gua mending lu bilang sama dia kalau elu suka. Â Nggak baik elu menghukum diri lu seperti ini Sy," nasehat Dea sahabatnya sembari mengaduk semangkok bakso di kantin sekolah mereka. Â Tetapi Sissy hanya diam membisu, mencoba tegar sementara hatinya hancur. Â Membayangkan cinta pertamanya bahkan tak boleh untuk diucapkan?
Sore itu mendadak dengan keberanian tersisa Sissy mencoba mencari lelaki yang telah mencuri hatinya itu. Â Dikejauhan dilihatnya Donny sedang menunggu kereta api jurusan Jogya di Stasiun Gambir. Â Berlahan didatenginya Donny.
"Selamat jalan pak," suara Sissy berlahan yang menganggetkan Donny.
Kaget, tetapi senyum bahagia itu jelas terlihat ketika Donny menengadahkan wajah melihat tajam mata Sissy. Â Disana memang ada cinta dan kehilangan tetapi bukan cinta seperti milik Sissy.
"Selamat jalan pak, ulang Sissy kembali. Â Aku...aku..suka sama bapak. Â Maaf, karena aku lancang mencintai bapak," mengaku Sissy dengan keberaniannya yang tersisa.
Tidak banyak percakapan diantara keduanya. Â Hanya permintaan Donny, "Jangan panggil aku bapak Sy. Â Panggil aku kakak, kamu adalah adekku."
Kereta Argo Dwipangga kemudian terlihat memasuki peron. Â Mata Sissy terlihat hancur, dan Donny menyadari ini semua. Â Digenggamnya tangan Sissy memberi damai. Â "Ssst...kenapa harus begitu reaksi kamu? Â Belajar yang rajin, tembus PTN dan lanjut Jogya yah. Â Aku dan Alea menunggu kamu disana dek," suara Donny memberi semangat meski disana ada rasa getar terasa.
Saat itu pun tiba ketika Sissy mengantarkan Donny masuk kedalam kereta. Â Sebuah kecupan di kening menandai permisahan mereka. Â Kereta berjalan, tinggalkan Sissy sendiri dengan cinta pertamanya yang tak bisa dimiliki, tapi berani untuk diucapkannya.
Jakarta, 18 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H