"Sissy, mungkin tidak seharusnya aku lari dari kehilanganku. Â Kemarin, aku dan Alea sudah memutuskan setelah akhir semester ini aku kembali ke Jogya. Â Disana masih ada si Mbah yang kepikiran tentang aku. Â Aku dan Alea sendiri sebenarnya sudah mempunyai rencana sebelum kecelakaan maut itu terjadi," jelas Donny
Hari-hari selanjutnya tidaklah semanis sebelumnya. Â Sebagai guru Donny berusaha untuk mengimbangi kehilangan Sissy yang tak pernah terucapkan olehnya. Â Mengerti banget bagaimana kekecewaan itu dirasakan oleh si tomboy ini.
Sesekali masih seperti dulu Donny mengajak anak-anak IPA untuk menghabiskan waktu nonton bareng atau sekedar makan bareng. Â Berbeda dengan sebelumnya tidak selalu Sissy hadir, dan semua sahabat Sissy memahami.
Tidak terasa akhir semester itu tiba. Â Meski berusaha untuk melupakan, tetapi berat bagi Sissy untuk mengikari hatinya. Â Selama ini berusaha keras dirinya mematikan rasa cinta itu. Â Cinta yang diketahui oleh Donny meski tak terucapkan oleh Sissy.
"Sy, elu tahu khan sore ini Pak Donny balik ke Jogya? Â Kata gua mending lu bilang sama dia kalau elu suka. Â Nggak baik elu menghukum diri lu seperti ini Sy," nasehat Dea sahabatnya sembari mengaduk semangkok bakso di kantin sekolah mereka. Â Tetapi Sissy hanya diam membisu, mencoba tegar sementara hatinya hancur. Â Membayangkan cinta pertamanya bahkan tak boleh untuk diucapkan?
Sore itu mendadak dengan keberanian tersisa Sissy mencoba mencari lelaki yang telah mencuri hatinya itu. Â Dikejauhan dilihatnya Donny sedang menunggu kereta api jurusan Jogya di Stasiun Gambir. Â Berlahan didatenginya Donny.
"Selamat jalan pak," suara Sissy berlahan yang menganggetkan Donny.
Kaget, tetapi senyum bahagia itu jelas terlihat ketika Donny menengadahkan wajah melihat tajam mata Sissy. Â Disana memang ada cinta dan kehilangan tetapi bukan cinta seperti milik Sissy.
"Selamat jalan pak, ulang Sissy kembali. Â Aku...aku..suka sama bapak. Â Maaf, karena aku lancang mencintai bapak," mengaku Sissy dengan keberaniannya yang tersisa.
Tidak banyak percakapan diantara keduanya. Â Hanya permintaan Donny, "Jangan panggil aku bapak Sy. Â Panggil aku kakak, kamu adalah adekku."
Kereta Argo Dwipangga kemudian terlihat memasuki peron. Â Mata Sissy terlihat hancur, dan Donny menyadari ini semua. Â Digenggamnya tangan Sissy memberi damai. Â "Ssst...kenapa harus begitu reaksi kamu? Â Belajar yang rajin, tembus PTN dan lanjut Jogya yah. Â Aku dan Alea menunggu kamu disana dek," suara Donny memberi semangat meski disana ada rasa getar terasa.