Mohon tunggu...
DESY NAWANGSARIWIJAYANTI
DESY NAWANGSARIWIJAYANTI Mohon Tunggu... Guru - GURU BK

hobi saya bermain bersama anak-anak, membaca informasi tentang tumbuh kembang anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Layanan Informasi terhadap Self-efficacy Pengambilan Keputusan Studi Lanjut

7 Desember 2022   09:40 Diperbarui: 7 Desember 2022   09:51 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Bandura (1997) self-efficacy bukan hanya dipersepsikan untuk menentukan pilihan sebagai pertimbangan tetapi juga mempengaruhi aspek lain dalam pengambilan keputusan. Ber- dasarkan hasil penelitian yang dilakukan Floren- ce(2013)menyatakan bahwa “terdapat hubungan antara self-efficacy dengan pengambilan kepu- tusan pada remaja”. 

Bahwa semakin tinggi self- efficacy individu, maka semakin tinggi pula pen- gambilan keputusannya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah self-efficacy individu, maka sema- kin rendah pula pengambilan keputusannya.

Pengambilan keputusan pada siswa SMP seperti pemilihan sekolah lanjutan (SMA dan SMK) yang saat ini menjadikan kendala besar bagi siswa SMP. Ditambah lagi dengan masih me- milih jurusan yang menjadi pilihan ketika sudah masuk SMA atau SMK yang akan menentukan masa depannya kelak. 

Pemilihan sekolah SMA ataupun SMK menjadi awal mula pilihan yang menentukan karir dalam hidupnya. Kurangnya keyakinan atau self-efficacy akan kemampuan diri dalam memilih sekolah lanjutan menyebabkan mereka tidak kokoh untuk bertanggung jawab atas pilihannya.

Berdasarkan wawancara dengan guru bim- bingan dan konseling di SMP Negeri 2 Ambal bahwa dari 190 siswa kelas IX yang sudah lulus pada tahun 2014. 70% dari mereka melanjutkan sekolah, sedangkan sisanya 30% tidak melanjut- kan sekolah atau bekerja. Dari 70% siswa yang melajutkan sekolah,pengambilan keputusan studi lanjut dipengaruhi ajakan teman, gengsi

(jurusan IPA sering dilihat lebih baik dari IPS). Kemudian anggapan sekolah kejuruan yang lebih menjanjikan karir, dan faktor ekonomi keluarga yang menjadi penghambat siswa dalam memilih sekolah lanjutan. Siswa yang memiliki kemam- puan akademik dan non akademik baik, kurang memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu me- lanjutkan ke sekolah yang favorit atau sekolah yang mendukung prestasinya saat ini.

Berdasarkan hasil angket yang diberikan pada siswa kelas VIII menyatakan bahwa 20 dari 32 siswa memiliki self-efficacy yang rendah. Dilihat dari anggapan jurusan IPA lebih baik dari jurusan lain.Kemudian sering menjauhkan diri dari tugas-tugas yang sulit atau menantang. Sering memikirkan kekurangan yang dimiliki ketika menghadapi situasi/tugas yang sulit. 

Be- lum memiliki perencanaan studi lanjut dan yang sudah memiliki perencanaan studi lanjut mere- ka merasa tidak yakin dengan perencanaannya. Berdasarkan wawancara dan angket menunjukan bahwa self-efficacy pengambilan keputusan studi lanjut yang dimiliki oleh siswa SMP Negeri 2 Ambal tergolong rendah.

Pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling disekolah memberikan alternatif bantuan diantaranya adalah layanan informasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukardi (2000) layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain dapat memberikan pengaruh yang besar, menerima dan memahami informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan. 

Diperlukannya layanan informasi menurut Prayitno (2012) sebagai per- timbangan bagi arah pengembangan diri dan se- bagai dasar pengambilan keputusan. Tanpa infor- masi yang cukup individu tidak mampu mengisi kesempatan yang ada. Seperti salah pilih sekolah, salah pilih pekerjaan, seringkali menjadi akibat dari kurangnya informasi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan self-efficacy dalam pengambilan kepu- tusan studi lanjut salah satunya dengan melalui layanan informasi. Pemberian layanan informasi dapat dilakukan dengan teknik modeling sim- bolik. Modeling simbolik merupakan cara/pro- sedur yang dilakukan dengan menggunakan me- dia seperti video. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun