Halo, Pak.
Masih terekam jelas dibenakku
Kali pertama ku berhasil mengayuh sepeda kecil itu
Kala itu aku masih sangat malu
Aku sendiri yang  belum bisa di antara teman-temanku
Bahkan ada seseorang yang menertawakanku
"Loh, udah besar kok masih roda 3." katanya sambil sedikit tertawa.
Akhirnya, sehari setelah hari itu
Aku merengek untuk belajar bersepeda tanpa roda bantu
Hari itu siang-siang menuju sore yang tenang
Berubah menjadi sore yang cukup tegang
Bapakku terus berteriak karena kuoleng di setiap kayuhan
Tapi tak pernah sekalipun ia lepaskan erat  tangannya agar kutetap dalam jangkauan
Setiap kuingin berhenti dan menyudahi latihan
Ia berkata, "Nek meh isoh, ayo terus fokus, ojo gampang nangis" (dengan nada teriakan kecilnya yang terus berulang)
Hingga kemudian tak terasa aku sudah lancar bersepeda tanpa arahan dan bantuan pegangan
Tampak sorot mata bapak, ia cukup bangga menyaksikanku bahagia bisa bersepedaan
Kutahu itu cara bapak mendidikku perlahan-lahan
Tapi aku juga masih kecil untuk belajar bertahan dari setiap terpaan
Masih gampang menangis atas secuil hentakan
Masih gampang menyerah perihal guncangan-guncangan kehidupan
Masih terlalu naif untuk menyuarakan perasaan
Yang aku pun masih ragu bagaimana rasa itu dapat kuungkapkan
Masih tentang omelan-omelan kecil bapak saat kubelajar bersepeda olehnya
Dulu kukira bapak terlalu keras dan pemarah padaku
Kini kutahu semua itu demi kelangsungan hidupku
Ternyata kusadar dewasa ini lebih menyeramkan dari omelan bapakku itu
Bapak paham karena telah mengalaminya
Oleh karenanya, ia hanya ingin gadis kecilnya dapat bertahan dari kerasnya kehidupan
Belajar bertahan dari segala risiko atas setiap keputusan-keputusan
Belajar melawan ketidakpastian menjadi hal indah untuk diimpikan
Halo, Pak.
Tak pernah kutahu
Belajar bersepeda denganmu penuh akan pembelajaran
Jika kala itu aku menyerah belajar bersepeda
Menyerah atas setiap gertakan yang kaulontarkan
Menyerah atas setiap lelah karena amarahmu yang kudengarkan
Tak akan kurasakan bersepeda begitu menyenangkan
Tak pernah kubelajar meraih impian butuh sebuah perjuangan
Dan tak pernah kutahu bahwa semua telah kaupersiapkan untuk diriku sekarang
Agar senantiasa bersiaga perihal tantangan dan rintangan
Yang mungkin saja dapat membuatku goyah dan kelimpungan
Yang akan terus datang bergantian dari zaman ke zaman
Catatan:
"nek meh isoh, ayo terus fokus, ojo gampang nangis"
Ungakapan di atas berbahasa Jawa yang jika di bahasa Indonesiakan menjadi "Kalau ingin bisa, ayo tetap fokus, jangan mudah menangis"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H