Mohon tunggu...
Andriy Shevchenko
Andriy Shevchenko Mohon Tunggu... wiraswasta -

Berfikir Secara Logika | Forza Indonesia | Forza Milan

Selanjutnya

Tutup

Bola

Jokowi dan SBY Tentang PSSI

7 April 2016   00:28 Diperbarui: 7 April 2016   00:38 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lalu masih ada yang mau membanggakan SBY sang presiden pengecut itu??? ke mana SBY saat itu?

sebelum saya lanjutkan artikel ini, saya ingin sedikit bernyanyi. ada yang tau lagu “terlatih patah hati?” yang tidak tau tak mengapa. kira-kira liriknya akan saya ubah begini:

pemain tak dibayar? sudah biasa
pemain mati tak digaji? sudah biasa
wasitnya dipukuli? sudah biasa
namun satu yang pasti aku akan tetap bernyanyi

selain cerita tersebut tentu masih banyak (Persebaya 1927, Arema Indonesia, Persema, Persibo dibekukan begitu saja) namun setidaknya beberapa paragraf sebelumnya sudah sangat mewakili betapa tragisnya sepak bola Indonesia. betapa angkuhnya PSSI. betapa pengecutnya negara ini, Indonesia.

ada yang berpikir kenapa PSSI sedemikian arogannya? apa maksudnya?

saya tak ingin berandai-andai atau memberi jawaban prediksi. tapi opini yang terbentuk saat itu publik mulai lengah dan lelah. kemudian berharap sepak bola kembali disubsidi APBD. saya kutip saja pernyataan wakil KONI Riau, Yuherman, saat itu yang pro Nurdin Halid.

“tanpa dana APBD mana mungkin klub-klub kecil bisa membiayai segala kebutuhan hidupnya? saya rasa tidak hanya Riau saja klub sepak bolanya akan gulung tikar, namun hampir semua klub di Indonesia ini akan mengalami hal yang sama. perlahan namun pasti arah itu sepertinya akan ke sana.”

ya, inilah bentuk perjuangan Nurdin Halid yang sering disebut baginda karena saking kuatnya. perjuangan yang tak peduli dengan nyawa manusia apalagi hukum, karena jika itu memang diperlukan, maka itulah yang akan mereka lakukan. perjuangan agar sepak bola tetap memakai APBD. perjuangan agar pengurus klub sepak bola adalah anggota DPRD setempat, tidak mengerti sepak bola tak masalah, asal mereka bisa cairkan dana APBD.

PSSI masih coba terus upayakan sistem kerajaan dan full kontrol. sehingga skor bisa mereka atur. Sepak bola hanya dagelan atau akting, bukan olahraga. Sepak bola hanya media untuk menyedot APBD. PSSI menjadi ‘Tuhan’ yang menentukan skor di meja-meja judi. Semua sudah nyaman seperti itu. Pengurus klub dan PSSI memang harus orang yang tidak mengerti bola. menterinya harus orang yang tidak nasionalis, tidak paham olahraga dan tidak punya kepentingan lain kecuali “makan-makan APBD.” Bukankah inilah alasan SBY menunjuk 'pakar video porno' sebagai Menpora?

kalau sampai sepak bola dikelola profesional seperti luar negeri, pemain benar-benar bermain bukan tunduk pada PSSI karena takut tidak digaji, dan skor tidak bisa diatur lagi, maka selesailah semua pesta pora para tikus-tikus koalisi biru dan kuning. Anda tau partai apa? Silahkan pikir sendiri.

jangan heran kalau timnas kadang begitu beringas seperti macan lepas dari kandang. tapi kadang juga seperti kucing yang ketakutan karena diikat lehernya. jangan heran. semua sudah dikondisikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun