Mohon tunggu...
Destria Ayu
Destria Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, aku adalah penggemar aespa dan FC Barcelona. Dan sering ngikutin berita royal family. Siapa yang suka juga? :D suka baca buku, kulineran, dan berwisata. Karena kalo suka kamu kan ga mungkin. Hehe. Salam kenal yaa!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bias Gender pada Karya Sastra, Apa Maksudnya? Emang Ada?

9 Januari 2024   09:00 Diperbarui: 9 Januari 2024   15:18 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Perempuan Berkalung Sorban

Karya : Abidah El Khalieqy

Pict : Google
Pict : Google

Berkisah tentang seorang perempuan bernama Annisa yang selalu dibedakan dengan kakak-kakaknya bahkan pendapatnya pun tidak pernah di dengar, Annisa merasa bahwa adanya ketidak adilan antara kaum laki-laki dan perempuan dimana kaum perempuan tidak boleh melebihi kaum laki-laki dalam segala hal, dan wanita harus tunduk dan patuh kepada kaum laki-laki. Bahkan ketika menikah pun, Annisa diperlakukan kasar oleh suaminya.


Marginalisasi terhadap perempuan 

“Tidak seperti Wildan dan Rizal yang bebas keluyuran dalam kuasanya, main bola, dan main layang-layang, sementara aku disekap di dapur untuk mencuci kotoran bekas makanan mereka, mengiris bawang hingga mataku pedas demi kelezatan dan kenyamanan perut mereka” 

Stereotip terhadap perempuan

“…… keakrabanmu dengannya akan menimbulkan kecurigaan masyarakat. Terlebih sekarang ini. Ingatlah, bahwa kau adalah seorang janda, Nisa. Dan statusmu itulah yang membuat pikiran orang dalam menilaimu. Jika sedikit saja kau lengah, mereka akan berebut menggunjingkanmu”

Diambil dari beberapa percakapan pada novel Perempuan Berkalung Sorban diatas, secara tidak langsung menunjukkan bahwa adanya bias gender karena keberpihakan pada suatu kaum sehingga membuat kaum lainnya merasa tidak adil dan dirugikan.

Fakih (2010:8) menjelaskan bahwa ketidakdilan gender terjadi karena adanya pendapat yang salah terhadap jenis kelamin dan gender. Di masyarakat luas selama ini terjadi pengakuan pemahaman yang kurang tepat mengenai konsep gender. Adapun yang disebut gender adalah suatu sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Pada budaya Indonesia, masih terlihat adanya ketimpangan posisi antara perempuan dengan laki-laki. Hal ini seolah memang telah mengakar dan menjadi sebuah kebiasaan. Berbicara perihal perempuan terkait dengan gender tidak dapat terlepas dari konstruksi sosial yang mengatur dan menempatkan perempuan pada posisi yang berbeda dengan laki laki (Derana, 2016)

Jadi, isu bias gender memang seringkali terjadi pada kehidupan masyarakat. Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, pada novel atau karya sastra pun juga sering ditemukan adanya isu bias gender pada perempuan. Dilihat dari persoalan yang terdapat dalam novel Indonesia saat ini tidak sedikit yang mengisahkan permasalahan perempuan khususnya permasalahan gender yang acap kali disuguhkan dan mengkritik sebagian pembaca.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun