Mohon tunggu...
Destiana Tri Nursafira
Destiana Tri Nursafira Mohon Tunggu... Guru - mahasiswi

hobi saya masakk

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Perkembangan Moral yang dikemukakan Lawrence Kohlberg

17 Januari 2025   16:50 Diperbarui: 17 Januari 2025   15:51 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

   Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti yang diungkapkan oleh Lawrence Kohlberg. Tahapan tersebut dibuat saat ia belajar psikologi di University of Chicago berdasarkan teori yang ia buat setelah terinspirasi hasil kerja Jean Piaget dan kekagumannya akan reaksi anak-anak terhadap dilema moral.

[1] Ia menulis disertasi doktornya pada tahun 1958 

[2] yang menjadi awal dari apa yang sekarang disebut tahapan-tahapan perkembangan moral dari Kohlberg.

   Kohlberg menggunakan cerita tentang dilema moral dalam penelitiannya, dan ia tertarik dengan cara orang-orang dalam menjustifikasi tindakan-tindakan mereka bila berada pada persoalan moral yang sama. Kohlberg kemudian mengkategorisasi dan mengklasifikasi respon yang dimunculkan ke dalam enam tahap yang berbeda. Keenam tahapan tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.

   [8][9][10] Teorinya didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif; setiap tahapan dan tingkatan memberi tanggapan yang lebih kuat terhadap dilema-dilema moral dibanding tahap/tingkat sebelumnya.

   Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg adalah teori yang membagi perkembangan moral manusia menjadi tiga level dan enam tahap. Tahap-tahap tersebut adalah prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional.

   Teori ini menyatakan bahwa perbuatan moral bukan hasil dari sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan. 

   Teori ini juga mengemukakan bahwa penalaran moral merupakan dasar dari perilaku yang etis dan mempunyai stadium perkembangan moral dengan tingkat atau level yang teridentifikasi. Namun, teori ini juga memiliki kelemahan, seperti kesulitan membuktikan korelasi yang konsisten antara perkembangan moral Kohlberg dan sikap moral seseorang, serta sulit menjelaskan tentang keunggulan moral karena teori ini lebih menekankan pada rasionalitas moral dan cenderung mengabaikan karakter dan fitur moral.

   Selain itu, definisi fase dan asumsi yang menjadi dasar teori ini dianggap memiliki bias budaya dan etnosentris.

Kelebihan teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg:

• Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perkembangan moral manusia.

• Menjelaskan bahwa perbuatan moral bukan hasil dari sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan.

• Menekankan pentingnya penalaran moral sebagai dasar dari perilaku yang etis.

• Memiliki tingkat atau level yang teridentifikasi dalam stadium perkembangan moral.

Kekurangan teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg:

• Kesulitan membuktikan korelasi yang konsisten antara perkembangan moral Kohlberg dan sikap moral seseorang.

• Sulit menjelaskan tentang keunggulan moral karena teori ini lebih menekankan pada rasionalitas moral dan cenderung mengabaikan karakter dan fitur moral.

• Definisi fase dan asumsi yang menjadi dasar teori ini dianggap memiliki bias budaya dan etnosentris.

Tahapan perkembangan moral menurut teori Lawrence Kohlberg terdiri dari tiga level dan enam tahap, yaitu:

1. Level pra-konvensional:

• Tahap 1: Orientasi hukuman dan kepatuhan. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan rasa takut terhadap hukuman.

• Tahap 2: Orientasi kepuasan diri. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan kepuasan diri yang diperoleh dari tindakan tersebut.

2. Level konvensional:

• Tahap 3: Orientasi hubungan antarpersonal. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan norma sosial dan harapan orang lain.

• Tahap 4: Orientasi otoritas dan ketertiban. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan hukum dan kewajiban moral.

3. Level pasca-konvensional:

• Tahap 5: Orientasi kontrak sosial. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan prinsip-prinsip moral yang diakui secara universal.

• Tahap 6: Orientasi prinsip etika universal. Seseorang menilai baik buruknya suatu perilaku berdasarkan prinsip moral yang dianggap universal dan berlaku bagi semua orang.

   Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg mengemukakan bahwa tahapan-tahapan tersebut didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif dan penalaran moral merupakan dasar dari perilaku yang etis. Namun, teori ini memiliki kelemahan, seperti kesulitan membuktikan korelasi yang konsisten antara perkembangan moral Kohlberg dan sikap moral seseorang, serta sulit menjelaskan tentang keunggulan moral karena teori ini lebih menekankan pada rasionalitas moral dan cenderung mengabaikan karakter dan fitur moral.

Berikut adalah beberapa dokumen akademis yang berkaitan dengan teori moral lainnya:

1. "Teori Kohlberg": Dokumen ini membahas tentang teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg.

2. "Penerapan Nilai, Norma, Moral Pancasila Perancangan Pembelajaran yang Mendidik di Sekolah Dasar": Dokumen ini membahas tentang penerapan nilai, norma, dan moral dalam merancang program pendidikan untuk siswa sekolah dasar.

3. "Si-1 Makalah Kelompok Etika Akademik": Dokumen ini membahas tentang etika akademik dan dimensi pribadi dari masalah moral.

4. "Mengembangkan Nilai-Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Kecamatan S": Dokumen ini membahas tentang pengembangan nilai-nilai agama dan moral pada anak usia dini melalui metode bercerita.

5. "Semakin Menjadi Manusiawi Teologi Moral Masa Kini": Dokumen ini membahas tentang konsep dosa dan pembaharuan teologi moral dalam konteks Konsili Vatikan II.

6. "Etika Profesi Hukum Dr. Serlika Aprita, SH, MH": Dokumen ini membahas filosofi tindakan moral dan etika profesi hukum.

   Dokumen-dokumen ini memberikan berbagai perspektif tentang teori moral, termasuk diskusi tentang perkembangan moral, penerapan moral dalam pendidikan, etika akademik, perkembangan nilai-nilai moral pada anak-anak, konsep dosa, dan etika profesi hukum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun