Mohon tunggu...
Destiana Tri Nursafira
Destiana Tri Nursafira Mohon Tunggu... Guru - mahasiswi

hobi saya masakk

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Belajar Sosial Albert Bandura

17 Januari 2025   19:23 Diperbarui: 17 Januari 2025   19:23 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Tidak seperti Skinner, Bandura (1977) percaya bahwa manusia adalah pemroses informasi aktif dan memikirkan hubungan antara perilaku mereka dan konsekuensinya.

   Teori pembelajaran sosial Albert Bandura menyatakan bahwa orang mempelajari perilaku baru dengan mengamati dan meniru orang lain.

   Teori ini menekankan pentingnya pembelajaran observasional, di mana individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keyakinan dengan mengamati tindakan orang lain dan konsekuensi yang mengikutinya, yang mengarah pada pemodelan dan adopsi perilaku yang diamati.

   Teori pembelajaran sosial, yang dikemukakan oleh Albert Bandura, menekankan pentingnya mengamati, memodelkan, dan meniru perilaku, sikap, dan reaksi emosional orang lain.

   Dalam teori pembelajaran sosial, Albert Bandura (1977) setuju dengan teori pembelajaran behavioris tentang pengkondisian klasik dan pengkondisian operan . Namun, ia menambahkan dua gagasan penting:

1. Proses mediasi terjadi antara stimulus & respon.

2. Perilaku dipelajari dari lingkungan melalui proses pembelajaran observasional.

-Proses Mediasi

Pembelajaran observasional tidak dapat terjadi kecuali proses kognitif sedang bekerja. Faktor-faktor mental ini memediasi (yakni, campur tangan) dalam proses pembelajaran untuk menentukan apakah respons baru diperoleh. 

Oleh karena itu, individu tidak secara otomatis mengamati perilaku model dan menirunya. Ada beberapa pemikiran sebelum meniru, dan pertimbangan ini disebut proses meditasi. 

1.  Perhatian

   Proses perhatian sangat penting karena sekadar paparan terhadap suatu model tidak menjamin bahwa pengamat akan memperhatikan (Bandura, 1972).

   Model harus menarik perhatian pengamat, dan pengamat harus menganggap perilaku model layak ditiru. Hal ini menentukan apakah perilaku tersebut akan dimodelkan.

   Individu perlu memperhatikan perilaku dan konsekuensinya dan membentuk representasi mental tentang perilaku tersebut.

   Agar suatu perilaku dapat ditiru, perilaku tersebut harus menarik perhatian kita. Kita mengamati banyak perilaku setiap hari, dan banyak di antaranya yang tidak penting. Oleh karena itu, perhatian sangat penting untuk mengetahui apakah suatu perilaku memengaruhi orang lain untuk menirunya. 

2. Retensi

   Bandura menyoroti proses retensi dalam imitasi, di mana individu secara simbolis menyimpan perilaku model dalam pikiran mereka.

   Agar imitasi berhasil, pengamat harus menyimpan perilaku ini dalam bentuk simbolik, secara aktif mengaturnya ke dalam templat yang mudah diingat (Bandura, 1972).

   Seberapa baik perilaku tersebut diingat. Perilaku tersebut mungkin diperhatikan, tetapi tidak selalu diingat, yang jelas mencegah peniruan.

   Oleh karena itu, penting untuk membentuk memori tentang perilaku tersebut untuk dilakukan kemudian oleh pengamat.

   Sebagian besar pembelajaran sosial tidak langsung terjadi, jadi proses ini sangat penting dalam kasus tersebut. Bahkan jika perilaku tersebut muncul kembali segera setelah melihatnya, perlu ada memori yang dapat dijadikan acuan.

3. Reproduksi Motorik

   Ini adalah kemampuan untuk melakukan perilaku yang baru saja ditunjukkan oleh model. Kita melihat banyak perilaku setiap hari yang ingin kita tiru, tetapi ini tidak selalu memungkinkan.

   Kemampuan fisik kita membatasi kita, jadi meskipun kita ingin meniru perilaku tersebut, terkadang kita tidak bisa.

   Hal ini memengaruhi keputusan kita untuk mencoba dan menirunya atau tidak. Bayangkan skenario seorang wanita berusia 90 tahun yang kesulitan berjalan sambil menonton Dancing on Ice.

   Dia mungkin menghargai bahwa keterampilan itu diinginkan, tetapi dia tidak akan mencoba menirunya karena dia secara fisik tidak dapat melakukannya.

   Proses reproduksi motorik menggunakan gambaran simbolik internal dari perilaku yang diamati untuk memandu tindakan (Bandura, 1972). Seorang pengamat secara internal meniru suatu perilaku menggunakan simbol-simbol ini sebagai referensi, meskipun tidak ditunjukkan secara eksternal (Manz & Sims, 1981).

4. Motivasi

   Terakhir, proses motivasi dan penguatan mengacu pada konsekuensi baik atau buruk yang dirasakan dari meniru tindakan model yang cenderung meningkatkan atau mengurangi kemungkinan peniruan.

   Keinginan untuk melakukan perilaku. Pengamat akan mempertimbangkan ganjaran dan hukuman yang mengikuti perilaku tersebut.

   Jika imbalan yang dirasakan lebih besar daripada kerugian yang dirasakan (jika ada), pengamat cenderung akan meniru perilaku tersebut.

   Jika penguatan tidak langsung tidak penting bagi pengamat, mereka tidak akan meniru perilaku tersebut.

Proses Perhatian:

1. Kesamaan Model

   Kita cenderung meniru perilaku orang lain yang mirip dengan kita. Ini karena kita cenderung mengidentifikasi diri dengan orang tersebut, sehingga perilaku mereka tampak lebih relevan dan dapat dicapai.

2. Identifikasi dengan Model

   Identifikasi terjadi dengan orang lain (model) dan melibatkan pengambilan (atau pengadopsian) perilaku, nilai, keyakinan, dan sikap yang diamati dari orang yang Anda identifikasi.

   Motivasi untuk mengidentifikasi diri dengan model tertentu adalah bahwa mereka mempunyai kualitas yang ingin dimiliki oleh individu tersebut.

Freud dan Bandura:

   Teori psikoanalisis Freud dan teori pembelajaran sosial Bandura keduanya mengakui pentingnya identifikasi, tetapi perspektif mereka berbeda secara signifikan.

   Walaupun kedua teori mengakui pentingnya identifikasi, mereka mengonseptualisasikannya secara berbeda dan memiliki pandangan berbeda tentang perilaku manusia, pembelajaran, dan potensi perubahan.

Fokus : Teori Freud sangat berfokus pada pikiran bawah sadar , dorongan naluriah, dan pengalaman masa kanak-kanak awal.

Di sisi lain, teori pembelajaran sosial Bandura menekankan pembelajaran melalui observasi dan pemodelan, dengan mempertimbangkan faktor kognitif dan lingkungan.

Identifikasi : Konsep identifikasi Freud dalam kompleks Oedipus melibatkan seorang anak yang mengidentifikasi diri dengan orang tua sesama jenis dan menginternalisasi karakteristik mereka.

Proses ini didorong oleh perkembangan psikoseksual dan sering kali menghasilkan perkembangan peran gender. Sebaliknya, teori pembelajaran sosial melihat identifikasi sebagai proses yang lebih fleksibel.

Tanpa memandang usia, individu dapat mengidentifikasi dan belajar dari siapa saja di sekitar mereka, tidak harus terbatas pada orang tua atau individu sesama jenis.

Determinisme vs. Agensi : Teori Freud condong ke arah determinisme psikis, yang menyatakan bahwa keinginan bawah sadar sebagian besar membentuk perilaku dan perasaan kita.

Teori pembelajaran sosial, selain mengakui pengaruh lingkungan, juga menekankan agensi pribadi -- kapasitas kita untuk memengaruhi perilaku kita sendiri dan lingkungan dengan cara yang bertujuan dan terarah pada sasaran.

Perubahan : Dalam teori Freudian, kepribadian sebagian besar terbentuk pada usia 5 tahun, sehingga perubahan menjadi sulit. Teori pembelajaran sosial menyatakan bahwa karena belajar merupakan proses seumur hidup, individu dapat mengubah perilaku dan sikap mereka sepanjang hidup. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun